samudrafakta.com
Alam & Lingkungan

Sejarah Letusan Gunung Api Ruang: Tsunami Dahsyat Mencapai 25 Meter

Gunung api Ruang di Kabupaten Sitaro punya sejarah menimbulkan tsunami setinggi 25 meter padaa letusan tahun 1871. Foto:BNPB

SITARO – Letusan gunung api Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara sudah dua kali terjadi pada Rabu (17/4/2024) pukul 01.08 dan pukul 21.15 WITA. Pemerintah bersiaga menghadapi ancaman tsunami setinggi 25 meter, dan lontaran batu dan kerikil yang sudah menimpa permukiman penduduk.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi secara resmi menaikkan status Gunung Ruang menjadi level IV atau ‘Awas, Rabu (17/4) pukul 21.00 WITA. Peningkatan level tertinggi untuk status gunungapi itu dilakukan setelah Gunung Ruang menunjukkan adanya aktivitas vulkanik yang terus meningkat sejak awal bulan ini.

Hasil catatan instrumental yang dirilis PVMBG, pada tanggal 16 April 2024 pukul 21.45 WITA, Gunung Ruang mengalami erupsi eksplosif dengan estimasi tinggi kolom mencapai 2.000 meter dari puncak.

Kondisi itu terus meningkat hingga kolom abu mencapai 2.500 meter dari puncak pada tanggal 17 April 2024 pukul 01.08 WITA. Kemudian pada pukul 21.15 WITA, erupsi eksplosif kembali terjadi dengan kolom abu berwarna kelabu hingga hitam dengan tinggi sekitar 3.000 meter disertai suara gemuruh dan gempa yang turut dirasakan di Pos Pengamatan Gunungapi Ruang.

Baca Juga :   Waspada Cuaca Ekstrem, DKI Jakarta Diguyur Hujan Lebat Disertai Petir Menyambar

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan setidaknya ada sebanyak lima sumber daya teknologi berupa peralatan Tide Gauge dan Automatik Weather System Maritim yang berada di wilayah Kepulauan Sangihe, Bitung, dan Pulau Siau.

BMKG memastikan masing-masing teknologi tersebut dioperasionalkan secara maksimal bersama petugas Badan Informasi Geospasial (BIG) dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Teknologi ini berfungsi mengawasi potensi tsunami akibat erupsi Gunung Ruang itu.

“Kami 24 jam penuh bersama dengan PVMBG seolah tak berkedip mata untuk memonitor muka laut antisipasi potensi tsunami di sekitar Gunung Ruang,” kata Daryono kepada kantor berita milik pemerintah, LKBN Antara dikutip Kamis (18/4/2024).

Ia menjelaskan dalam keilmuan geologi erupsi gunung berapi seperti ini berpotensi menyebabkan tsunami dan dampak yang ditimbulkan juga terbilang besar, hal tersebut terjadi salah satunya karena fenomena flank collapse atau runtuhnya sebagian atau keseluruhan badan gunung.

Menurut dia, fenomena ini meski belum terjadi tapi patut diwaspadai karena berdasarkan catatan BMKG, Gunung Ruang pada tahun 1871 pernah menimbulkan tsunami setinggi 25 meter. Letusan ini  menewaskan sekitar 400 orang. “Waspada tetap, tapi terlepas dari situ hasil monitoring BMKG sejauh ini menunjukkan semua kondisi laut normal tanpa ada anomali seperti yang dikhawatirkan,” kata Daryono.

Baca Juga :   Hujan Hasil Modifikasi Cuaca Guyur Jabodetabek, Begini Cara Kerjanya

Artikel Terkait

Leave a Comment