samudrafakta.com
Alam & Lingkungan

Udara Panas Menyengat di Indonesia, BMKG: Bukan ‘Heat Wave’

Ilustrasi cuaca panas. BMKG menyebut panas-terik di Indonesia akhir-akhir ini bukan 'heat wave' atau gelombang panas sebagaimana yang terjadi di Thailand, Myanmar, dan Vietnam. FOTO: Canva
JAKARTA—Akhir-akhir ini, sebagian wilayah di Indonesia mengalami suhu panas berlebihan. Sebagaimana dilansir akun Instargram resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG/@infobmkg) suhu maksimum harian di Indonesia pada tanggal 2-3 Mei 2024—berdasarkan data pukul 07.00 WIB—antara 34 — 35,6 derajat Celsius. Namun demikian, sebagaimana keterangan BMKG, kondisi ini bukan merupakan heat wave atau gelombang panas, sebagaimana yang melanda beberapa negara tetangga Indonesia.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, sebagaimana dikutip dari situs resmi BMKG, Sabtu (4/5/2024), mengungkapkan bahwa suhu panas di Indonesia disebabkan posisi semu matahari yang berada dekat sekitar khatulistiwa. Posisi itulah yang menyebabkan suhu udara di sebagian wilayah Indonesia relatif cukup terik saat siang hari.

Guswanto menegaskan bahwa fenomena suhu panas di Indonesia ini bukan merupakan heat wave, sebagaimana yang tengah melanda berbagai negara Asia dan Asia Tenggara, seperti Thailand, Myanmar, dan Vietnam.

Guswanto juga menjelaskan bahwa fenomena suhu panas di Indonesia ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan fenomena heat wave. Panas di Indonesia, kata dia, hanya dipicu oleh faktor pemanasan permukaan, sebagai dampak siklus gerak semu matahari sehingga dapat terjadi berulang dalam setiap tahun.

Baca Juga :   NASA Klaim Bisa Tahu 30 Menit sebelum Bumi Kiamat, Kok Bisa?

Maka dari itu, mengutip penjelasan dari BMKG, suhu panas di wilayah Indonesia tidak memenuhi definisi heat wave atau gelombang panas yang ditetapkan Badan Meteorologi Dunia (WMO). Fenomena suhu panas berlebihan ini merupakan fenomena wajar yang terjadi di bulan April dan Mei.

Untuk dianggap sebagai heat wave, menurut penjelasan BMKG, suatu wilayah harus mencatat suhu maksimum harian melebihi ambang batas statistik. Misalnya, 5 derajat Celcius lebih panas dari rata-rata klimatologis suhu maksimum, dan setidaknya berlangsung dalam lima hari berturut-turut.

Sementara itu, sebelumnya BMKG juga telah merilis informasi prediksi awal musim kemarau periode tahun 2024 di Indonesia. Menurut laporan BMKG, sebagian besar wilayah di Indonesia akan memasuki awal musim kemarau di bulan Mei — Agustus 2024.

“Prediksi musim kemarau 2024 pada 699 ZOM (Zona Musim) di Indonesia menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah diprediksi mengalami Awal Musim Kemarau 2024 pada bulan Mei hingga Agustus 2024, yaitu sebanyak 445 ZOM (63,66 persen),” demikian tulis BMKG dalam keterangan resminya.

Baca Juga :   Banjir Kudus Telan 5 Korban: 1 Anak Tewas Kena Setrum, 3 Santri dan 1 Orang Lainnya Tenggelam

BMKG memperdiksi, sebanyak 95 ZOM memasuki awal musim kemarau pada bulan April 2024. Lalu, 133 ZOM akan memasuki awal musim kemarau pada bulan Mei 2024. Selanjutnya, sebanyak 167 ZOM akan memasuki awal musim kemarau pada bulan Juni 2024. Sedangkan 48 ZOM baru akan memasuki awal musim kemarau pada bulan Juli 2024, dan 97 ZOM akan memasuki awal musim kemarau pada bulan Agustus 2024.◼︎

Artikel Terkait

Leave a Comment