samudrafakta.com
Politik

Prabowo Berpotensi Tinggalkan Jokowi Demi Menarik PDIP ke Koalisi?

Prabowo dan Jokowi. Presiden terpilih Prabowo Subianto diprediksi bisa saja meninggalkan Jokowi demi membuka peluang koalisi dengan PDIP. FOTO: Dok. Setneg
JAKARTA– Presiden terpilih 2024, Prabowo Subianto, disebut bakal rela berpisah dengan Presiden Jokowi demi bisa menarik Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ke Kabinet pemerintahannya.

Prediksi tersebut disampaikan oleh Direktur Eksekutif Parameter Politik, Adi Prayitno Baru-baru ini, dalam sebuah acara yang diunggah dalam YouTube Kompas.com, baru-baru ini.

“Rasa-rasanya setelah 20 Oktober, Prabowo ini akan jauh memprioritaskan PDIP ketimbang Jokowi yang sudah tak lagi jadi presiden,” ujar Adi, dikutip Sabtu (4/5/2024)

“Tapi, per hari ini, saya membaca Prabowo masih cukup menghargai dan menjadikan Jokowi sebagai variabel penting. Karena sampai tanggal 20 saya kira Jokowi masih jadi presiden,” imbuhnya.

Kemungkinan Prabowo bakal tinggalkan Jokowi, menurut pengamat politik jebolan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidyatyllah Jakarta itu, dapat terwujud apabila Jokowi tidak lagi terlibat dalam pemerintahan Prabowo-Gibran.

“Oleh karena itu, setidaknya PDIP barrier politiknya bagaimana hubungan Prabowo dan Jokowi. Kalau sudah tak baik-baik saja, bukan tidak mungkin PDIP itu akan jadi bagian dari koalisi,” kata Adi.

Baca Juga :   Pemerintah 'Jungkir Balik' demi Ketahanan Pangan, Cak Nun hingga Mantan Ketua PWNU Jatim Pernah Ingatkan soal Ancaman Krisis

Faktor lainnya, Adi bertanya, dengan berlimpahnya dukungan di parlemen, apakah Prabowo nantinya masih akan menganggap Jokowi sebagai sosok yang penting lagi?

“Sebab, jika mau jujur, Prabowo ini pasti akan bicara ke depan, bagaimana mendapatkan dukungan berlimpah, dukungan politik, dukungan partai solid, sehingga semua keputusan politik bisa berjalan dengan baik,” kata dia.

Adi berpendapat, Partai Gerindra dan Prabowo tidak nyaman jika PDIP berada di luar kekuasaan. Terlebih PDIP merupakan partai pemenang Pileg 2024, atau pemilik kursi terbanyak di parlemen, yang juga berpengalaman sebagai oposisi.

“Mereka bisa kritis dan selalu bisa resisten setiap keputusan politik Prabowo. Setelah (Jokowi) tak lagi jadi presiden, Prabowo akan memilih, lebih penting mana antara PDIP dan Pak Jokowi,” ujarnya.

Di sisi lain, Partai Gerindra menepis kemungkinan yang disampaikan Adi Prayitno tersebut. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Rahayu Saraswati Djojohadikusumo membantah bahwa Jokowi merupakan tembok tebal rekonsiliasi antara Prabowo dengan PDIP.

“Itu (kemungkinan Prabowo meninggalkan Jokowi) tidak benar. Sekali lagi, tidak benar bahwa anggapan Pak Jokowi itu sebagai tembok tebal ataupun halangan, sama sekali tidak,” ucap Rahayu, dalam acara halal bihalal TKN Pemilih Muda Prabowo-Gibran di HQ Fanta, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (1/5/2024) malam.

Baca Juga :   Prabowo Subianto Pernah Menerima Penghargaan "Bintang Soekarno" pada 2018, Diingatkan Supaya Tidak Menjadi Antek Asing dan Gemar Menumpuk Utang

Namun demikian, dia juga memastikan jika komunikasi antara Prabowo dan PDIP masih berjalan dengan baik. Prabowo, kata dia, berharap komunikasi itu bisa terus terjalin ke depannya.

“Komunikasi berjalan dengan baik. Dan tentunya Pak Prabowo berharap komunikasi itu bisa berjalan terus ke depan,” pungkasnya.■

Artikel Terkait

Leave a Comment