samudrafakta.com
Politik

Gagasan Presidential Club Bakal Efektif Jika Para Mantan Mampu Mengelola Ego

Presiden terpilih Prabowo Subianto mencetuskan ide membentuk Presidential Club. FOTO: Istimewa
JAKARTA—Gagasan presiden terpilih Prabowo Subianto untuk membentuk Presidential Club tak hanya diapresiasi oleh kalangan politisi. Akademisi pun memandang ide tersebut bagus, namun dengan catatan.

Pengajar Ilmu Politik dari Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam menilai, jika ide Prabowo membetuk Presidential Club bisa terealisasi, itu bisa menjaga keberlanjutan program atau kebijakan strategis negara, meskipun ada perbedaan pandangan politik dari presiden-presiden terdahulu.

Umam menjelaskan, merujuk pada model lembaga Presidential Club di Amerika Serikat, lembaga semacam itu bisa menghadirkan beberapa fungsi strategis. Mulai dari fungsi penasihat informal presiden untuk merumuskan atau bertukar pendapat, memberikan nasihat, dan membahas isu-isu strategis terkait masalah politik-pemerintahan dan kebijakan publik.

“Lembaga ini juga bisa mendorong kerja sama lintas partai, yang menjadi entitas kekuatan politik para mantan presiden, untuk memberikan nasihat-nasihat teknokratis kepada presiden yang memerintah,” kata, Umam, Sabtu (4/5).

Dengan demikian, menurut Umam, forum tersebut juga bisa berfungsi untuk membantu menjaga kontinuitas, stabilitas, dan integritas lembaga kepresidenan dalam sistem politik di Tanah Air.

Baca Juga :   Jika Nekat Berkampanye Tanpa Cuti, Jokowi Bisa Dipidana dan Timbulkan Efek Domino Politik

Prabowo sendiri, sebagai penggagas, menurut Umam, juga dinilai memiliki hubungan baik dengan para Presiden RI terdahulu. Untuk itu, kata Umam, membentuk forum Presidential Club sebagai sebuah lembaga sangat mungkin direalisasikan.

“Prabowo tidak memiliki garis konfik dengan siapa pun. Prabowo memiliki hubungan baik dengan Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono, hingga Joko Widodo,” ujarnya.

Kendati demikian, Umam menekankan, forum ini bisa berjalan baik atau tidak tergantung kedewasaan masing-masing mantan presiden. 

“Bagaimana soal mengelola ego dalam pola relasi konflik politik personal yang sebenarnya tidak produktif. Demi kepentingan bangsa, seharusnya para mantan presiden bisa menyingkirkan ego dan kepentingan politik pribadi masing-masing,” jelasnya.

Menurut Umam, agar gagasan Prabowo teralisasi, Ketua Umum Partai Gerindra tersebut perlu mengatasi problematika hubungan antara Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri dengan Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden Joko Widodo. Sebab, kata dia, Megawati mempunyai catatan konflik lama dengan SBY, dan saat ini hubungannya terkesan buruk dengan Jokowi akibat Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. 

Baca Juga :   Bahagianya Siti Saat Sang Putra Memperoleh Beasiswa dari Jokowi

“Mulai dari komunikasi yang belum terbuka dengan Presiden SBY dan juga Presiden Jokowi, imbas dinamika politik sebelumnya,” ucapnya. 

Di sisi lain, Umam memaparkan sejumlah keuntungan jika Presidential Club bisa terbentuk. Menurutnya, forum tersebut dapat membuat presiden yang memimpin mempunyai penasihat informal.

Dengan demikian, kepemimpinan yang akan datang punya banyak masukan untuk menentukan hal-hal strategis. “Lembaga seperti ini juga bisa mempromosikan kepentingan nasional dan internasional, baik melalui advokasi, kegiatan amal, maupun inisiatif lainnya,” imbuh dia. ■

Artikel Terkait

Leave a Comment