SURABAYA — Sri Widi Istina, seorang wanita pemeluk agama Katholik berusia 51 tahun, membuktikan bahwa usia bukanlah penghalang untuk terus menambah ilmu. Meski pernah mengalami dua kali kegagalan dalam menyelesaikan studi, Sri Widi tetap teguh dalam tekadnya untuk kembali ke bangku kuliah. Uniknya, dia belajar di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya dan belajar tentang Aswaja di sana.
Kali ini, ia berhasil meraih gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dari Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PGPAUD) di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa). Sri Widi Istina adalah satu dari 153 wisudawan yang diwisuda di Unusa Tower, Kampus B Surabaya, Kamis (25/4/2024) siang.
“Awalnya saya memang tidak berminat untuk kuliah kembali, setelah menjalani perkuliahan pada dua perguruan tinggi berbeda sebelumnya, gagal di tengah jalan. Tapi karena saya menyadari akan kekurang teori dalam mendampingi anak-anak di day care, akhirnya saya mencoba lagi. Saya akui secara praktik saya mampu tapi minim teori,” kata Sri Widi, yang kini bekerja di day care Griya Anak Patria Surabaya.
Sri Widi menuturkan alasannya memilik studi di kampus Unusa. Menurut dia, awalnya ia tidak mengetahui kalau kampus Unusa sebagian besar mahasiswanya adalah muslim, berbeda dengan keyakinannya sebagai penganut Katholik.
“Saya tidak tahu itu, tapi setelah masuk dan mengikuti kuliah saya merasa nyaman dan tidak ada masalah, termasuk harus mengambil mata kuliah Agama Islam dan Aswaja,” kata perempuan yang dilahirkan di Magelang, 3 November 1973.
Menurut pengakuannnya, ia merasa beruntung dapat memperoleh mata kuliah Aswaja (ahlussunnah wal jama’ah), karena di dalamnya banyak penjelasan tentang bagaimana manusia dapat bertoleransi dan menjalankan kehidupan sosial dengan semestinya.
“Saya akui tidak ada hal yang bertentangan dengan keyakinan saya sebagai pemeluk Katolik. Semuanya baik, saya suka sekali,” kata Sri Widi dilansir dari laman Unusa.
Aswaja atau ahlussunnah wal jama’ah merupakan salah satu aliran dalam Islam yang memiliki pandangan moderat terhadap ajaran agama Islam. Aswaja menekankan pentingnya menjaga akidah (keyakinan) yang lurus, serta menolak pemahaman ekstrem, dan intoleran dalam menjalankan ajaran agama Islam.