samudrafakta.com
Internasional

Antisipasi Serangan Balasan dari Israel, Rusia Siapkan ‘Back Up’ untuk Pertahanan Udara Iran

Jet tempur Sukhoi Su-35 Angkatan Udara Rusia (VVS). FOTO: RUSIA.ORG
JAKARTA—Rusia dilaporkan siap menjalin kerja sama dengan Teheran untuk mempertahankan diri dari kemungkinan serangan balasan Israel. Menurut laporan The Wahsington Post pada Selasa, 16 April 2024, Rusia siap memberikan jet tempur canggih serta teknologi pertahanan udara untuk Iran.

The Washington Post mengeklaim telah mengutip dokumen Rusia yang bocor dan wawancara dengan pejabat intelijen AS. Dengan referensi tersebut, The Washington Post menyebut Rusia menjanjikan bantuan ke Iran, dengan memberikan jet tempur canggih serta teknologi pertahanan udara. Dukungan itu disebut bisa membantu Teheran memperkuat pertahanannya untuk mengantisipasi ancaman ke depan—termasuk ancaman dari aksi balas dendam Israel.

Sebagai informasi, saat ini para pejabat Israel sedang mempertimbangkan serangan balasan terhadap Iran, sebagai respons atas serangan ratusan rudal dan drone dari Iran yang menyasar Israel pada Sabtu, 13 April 2024. Aksi Iran sendiri merupakan respons atas pemboman angkatan udara Israel terhadap kedutaan Iran di Damaskus, Suriah, pada 1 April 2024.

Menurut sumber intelijen AS, sebagaimana dilaporkan The Wahsington Post, Rusia setuju memberikan Iran jet tempur Sukhoi-35 dan menyediakan sistem pertahanan anti-rudal S-400.

Baca Juga :   150.000 Lebih Bumil dan Busui di Gaza Mengalami Krisis Gizi yang Memprihatinkan

Jet tempur Sukhoi-35 suplai dari Rusia bakal meningkatkan pertahanan angkatan udara Iran. Saat ini, sebagian besar kekuatan angkatan udara Iran dihuni oleh pesawat AS dan Uni Soviet yang diracik kembali sebelum revolusi 1979—yang menjadi momentum berdirinya Republik Islam Iran.

S-400 sendiri diketahui merupakan sistem pertahanan rudal tercanggih yang dikembangkan Rusia. Pada 2019, Rusia juga sempat memberikan Iran sistem S-300. Namun, para pejabat intelijen AS yang dikutip The Washington Post menambahkan bahwa belum ada bukti publik bahwa Sukhoi-35 atau S-400 sudah dikirim ke Iran.

Sementara itu, menurut laporan The Cradle, Moskow serta Teheran juga mulai bekerja sama untuk pembuatan drone baru. Dari kerja sama tersebut, Rusia dilaporkan bakal mendapatkan manfaat dari teknologi drone rancangan Iran—yang bisa dimanfaatkan oleh Rusia untuk kepentingan perang di Ukraina.

Rusia sendiri dilaporkan sudah memproduksi drone dengan teknologi dan desain yang disediakan Iran, termasuk Shahed-131 dan Shahed-136 jarak jauh. Negara Beruang Merah sudah menggunakan drone itu untuk menyerang sasaran militer dan infrastruktur energi Ukraina. 

Baca Juga :   Hacker Iran Klaim Bobol Sistem Radar Israel, Sebarkan 500 Ribu Pesan Ancaman untuk Warga Tel Aviv

“Di antara dokumen yang bocor tersebut adalah rincian kunjungan delegasi Iran dan Rusia ke fasilitas senjata di kedua negara,” demikian laporan The Cradle, Rabu, 17 April 2024.

Dokumen tersebut diduga menunjukkan rincian perjalanan pejabat Iran ke pabrik Nuclear Power Plant (NPP) Start Rusia sebagai bagian dari tur yang lebih luas ke fasilitas pertahanan di lima kota. Dokumen itu, menurut The Cradle, diduga ditandatangani pejabat Technodinamika JSC, pengelola NPP Start, serta Kementerian Pertahanan Rusia.

Beberapa dokumen mengeklaim bahwa perjalanan delegasi insinyur Rusia ke Iran pada April 2023 bertujuan untuk menyaksikan demonstrasi drone bertenaga jet baru. Selain itu, juga menyaksikan serangkaian kendaraan udara tak berawak atau UAV yang dirancang untuk menghancurkan drone musuh. 

Uji coba tersebut diduga menghasilkan kesepakatan bagi Rusia untuk memperoleh lebih dari 600 jet drone dari Iran. Nantinya, produksi drone itu akan dibangun di Rusia dengan bimbingan Iran. Memproduksi drone bersama dengan Rusia memungkinkan Iran mengevaluasi kinerja mereka di medan perang Ukraina.

Baca Juga :   Bocah Palestina Berusia 12 Tahun Ditembak Mati Polisi Israel saat Bermain Kembang Api selepas Buka Puasa

Pakar sistem senjata Iran dan presiden Institut Sains dan Keamanan Internasional, David Albright, menyebut Iran akan terus melakukan identifikasi perbaikan dalam setiap kekurangan desain teknologi militernya. 

“Kesalahan dan kekurangan dalam desain akan diidentifikasi dan diperbaiki, dan Iran akan mendapat manfaat dari hal itu,” ujar David.◼︎

Artikel Terkait

Leave a Comment