samudrafakta.com
Bedah Fakta

KH. Hasyim Asy’ari: Penyeru Resolusi Jihad, Kukuh Merawat Kehormatan Bangsa Indonesia

Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf, dalam akun Instagram @ulama.nusantara, juga menggambarkan keberanian Hadratussyekh Hasyim Asy’ari melawan penjajah, sekalipun dalam situasi genting dan terdesak.

Ketika pertempuran pecah di Surabaya, dan meluas dengan cepat, dalam skema militer, Jombang masuk lingkar dalam wilayah pertempuran. Orang-orang pergi mengungsi. Jombang terlalu berbahaya untuk ditinggali.

Petinggi-petinggi laskar dan tentara rakyat menghadap Kiai Hasyim. Di antara mereka adalah Bung Tomo dan Gus Yusuf Hasyim. Yusuf Hasyim adalah putra bungsu Mbah Hasyim, yang saat itu mengomandani Laskar Hizbullah.

Para perwira perang menghadap untuk meminta Kiai Hasyim agar pergi mengungsi juga. “Kami tidak punya kemampuan untuk menempatkan kekuatan pertahanan khusus di Tebuireng ini,” kata Bung Tomo.

Tetapi Mbah Hasyim menggeleng, “Aku bertahan di sini saja.”

Para perwira jadi senewen, “Bagaimana kalau barisan kami di garis depan koyak lantas sekutu menyerbu sampai ke sini?” Mereka khawatir Belanda bakal menyerbu Tebuireng karena Harun yang menewaskan Jenderal Mallaby itu anak Tebuireng.

Baca Juga :   Dua Ketua PBNU Diberhentikan karena Menjadi Pengurus Harian Parpol 

Kiai Hasyim menggamit putranya, “Coba lihat pistolmu, Ud”. “Ud” adalah panggilan kesayangan untuk Gus Yusuf Hasyim. Mengamat-amati pistol di tangannya, Sang Ayah bergumam, “Gimana cara pakainya ya?” lalu tanpa mendongak berkata kepada anaknya, “Coba kau ajari aku, Ud”.

Gus Ud pun mengajari ayahnya cara mengokang, membidik, dan teknik menarik pelatuk supaya pistol tidak terlalu bergoyang. Sang ayah mengikuti pelajaran dengan khusyuk. Setelah tamat pelajaran dan sedikit latihan membidik-bidik,walau tak sampai menembak karena tak mau buang-buang peluru, Kiai Hasyim menyimpan pistol itu di sakunya sendiri.

“Ini aku pinjam ya, Ud. Biar aku bisa melawan kalau sekutu sampai ke mari. Kamu cari lagi yang lain.”

Gus Ud mengangguk, tak bisa lain. Lalu rombongan perwira terpaksa kembali ke garis depan prajurit-prajurit yang sedianya ditugasi mengawal Kiai Hasyim mengungsi. Kiai Hasyim kukuh di Tebuireng ditemani beberapa santri dan pistol milik anaknya.

Artikel Terkait

Leave a Comment