Taktis Menangkis Ancaman dari Laut

Presiden Joko Widodo (Jokowi) melantik Laksamana Yudo Margono sebagai Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI), Senin, 19 Desember 2022. Pilihan tepat di tengah ancaman yang mengepung Indonesia dari wilayah laut.

Diapit dua samudra, Pasifik dan Hindia, dan dua benua, Asia dan Australia, ditambah kekayaan sumber daya alam dan manusianya yang melimpah, mendudukkan Indonesia pada posisi yang strategis di jantung dunia.

Luas hamparan lautan Indonesia mencapai 6,4 juta km2, dengan panjang garis pantai mencapai 95.181 km, yang melintasi 17.504 pulau. Indonesia berbatasan langsung dengan 10 negara, baik berbatasan daratan maupun lautan.

Indonesia adalah negara maritim terbesar kedua di dunia, di mana 75 persen komoditi dagang internasional dikirim melalui wilayah perairannya, terutama melalui Selat Malaka, Selat Lombok, Selat Makassar, Selat Sunda, dan Laut Arafura. Nilai transaksi yang melintasi perairan-perairan tersebut mencapai sekitar USD 1.500 triliun setiap tahun.

Mengingat posisi perairannya yang sangat strategis, tentunya Indonesia perlu serius mengamankan teritorinya. Apalagi, secara faktual, ada dua titik rawan wilayah perairan yang berpotensi merongrong kedaulatan negara ini. Titik pertama adalah Samudra Hindia, wilayah perairan yang menjadi jalur komunikasi laut terpenting bagi perdagangan dan transportasi internasional, yang mengelilingi Indonesia dari selatan hingga barat. Titik kedua adalah perairan Natuna Utara, yang berbatasan langsung dengan Laut China Selatan di bagian utara.

Bacaan Lainnya

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *