samudrafakta.com

Sejarah dan Makna Ketupat yang Selalu Ada saat Lebaran

Ketupat merupakan makanan khas Lebaran Idul Fitri yang sarat makna filosofis. FOTO: DOK. SAMUDRA FAKTA
SURABAYA—Selain jadi momen berkumpul bersama keluarga, momen Idul Fitri juga tak bisa dilepaskan dari makanan khasnya yang kerap kali dihidangkan seperti opor ayam, semur, rendang, dan terutama ketupat. Makanan dari beras ini memiliki makna khusus.

Ketupat merupakan makanan berbahan dasar beras yang dibungkus dengan anyaman janur kuning atau daun kelapa muda.

Banyak masyarakat menganggap ketupat adalah salah satu menu wajib saat Idulfitri. Namun, apa sebenarnya alasan di balik ketupat dijadikan makanan khas Lebaran? Dan bagaimana maknanya? Berikut informasinya.

Sejarah Ketupat

Dilansir dari berbagai sumber, ketupat awal mulanya diperkenalkan oleh salah satu anggota Majelis Wali Songo, yakni Sunan Kalijaga atau Raden Said. Sunan Kalijaga memperkenalkan budaya yang dilakukan saat Idul Fitri, yang dinamakan “Bakda Lebaran”.

Bakda Lebaran ini merupakan kegiatan yang dilakukan dengan berdoa dan silaturahmi saling memaafkan satu sama lain dengan batin yang ikhlas.

Selain Bakda Lebaran, ada juga budaya Bakda Kupat atau kegiatan membuat ketupat. Hampir setiap rumah saat Bakda Kupat ini mulai menganyam daun kelapa yang diisi dengan beras dengan bentuk ketupat.

Baca Juga :   “Flexing” Merusak Suasana Lebaran, Nabi Muhammad Tidak Suka
Makna Ketupat

Kata “Ketupat” atau “Kupat” berasal dari kata bahasa Jawa, “ngaku lepat”, yang berarti “mengakui kesalahan”. Dengan ketupat, sesama Muslim diharapkan bisa mengakui kesalahan dan saling memaafkan serta melupakan kesalahan tersebut.

Bungkus yang dibuat dari janur kuning dalam ketupat juga melambangkan penolak bala bagi orang Jawa. Sedangkan bentuk segi empat mencerminkan prinsip “kiblat papat lima pancer” yang bermakna ke mana pun manusia menuju, pasti selalu kembali kepada Allah Swt. Rumitnya anyaman bungkus ketupat mencerminkan berbagai macam kesalahan manusia.

Sedangkan warna putih ketupat ketika dibelah dua mencerminkan kebersihan dan kesucian setelah mohon ampun dari kesalahan. Beras sebagai isi ketupat diharapkan menjadi lambang kemakmuran setelah hari raya.

Pada masa lalu, terdapat tradisi unik yang berbau mistis, tetapi kini sudah jarang ditemukan. Ketupat dianggap sebagai penolak bala, yaitu dengan menggantungkan ketupat yang sudah matang di atas kusen pintu depan rumah, biasanya bersama pisang, dalam jangka waktu berhari-hari, bahkan berbulan-bulan sampai kering.

Baca Juga :   Pemudik Wajib Tahu: Ini Cara Aman Berkendara di Jalur Contraflow

Biasanya, ketupat disajikan bersama opor ayam dan sambal goreng. Ini ternyata ada makna filosofisnya. Opor ayam menggunakan santan sebagai salah satu bahannya. Santan, dalam bahasa Jawa disebut dengan santen yang mempunyai makna pangapunten alias memohon maaf.▪️

Artikel Terkait

Leave a Comment