samudrafakta.com

R20 ISORA Rangkul Semua Agama di Dunia untuk Tengahi Konflik Palestina-Israel

JAKARTA—Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) membuka acara R20 International Summit of Religious Authorities (R20 ISORA) pada Senin, 27 November 2023, di Hotel Park Hyatt, Jakarta Pusat. Acara level internasional ini digagas dan digelar PBNU, salah satunya, untuk mengajak tokoh-tokoh agama dunia agar bergerak nyata menyelesaikan permasalahan di Palestina.

R20 ISORA mengangkat tema “Peran Agama dalam Mengatasi Kekerasan di Timur Tengah dan Ancaman terhadap Tatanan Internasional Berbasis Aturan”. Acara ini, sesuai dengan agenda, diikuti 150 partisipan. Sebanyak 40 di antaranya merupakan tokoh pemuka agama dunia dari berbagai macam agama, seperti Biksu Buddha Kamboja Yon Seng Yeath; Pendeta Afrika Selatan Hermy Damons; Chairman International Shinto Studies Association Yoshinobu Miyake; Biksu Buddha Vietnam Henry Dang; Archbishop Katolik Filipina Orlando Quevedo; Misionaris Buddha Malaysia Loh Pai Ling; dan Beit Midrash for Judaism Israel Rabbi Yakov Nagen.

Para pemimpin agama mempresentasikan tanggapan mereka terkait solusi yang bisa ditawarkan melalui jalur agama atas permasalahan kemanusiaan yang terjadi di berbagai negara, terutama di Palestina, dalam forum tersebut. 

Baca Juga :   Jokowi Lantik Menantu Luhut sebagai KSAD Kedua dalam 35 Hari

Acara dibuka Presiden Joko Widodo alias Jokowi. Menurut Jokowi, dalam pidato pembukaan, di dunia modern ini, peperangan dan pembantaian yang merenggut perempuan dan anak-anak, sebagaimana yang terjadi terhadap rakyat Palestina, adalah sesuatu yang sungguh di luar nalar. 

“Tindak kekerasan yang terjadi di Palestina tidak bisa ditolerir sedikit pun. Oleh karena itu, bantuan kemanusiaan harus segera didistribusikan dan rundingan perdamaian harus segera dilaksanakan,” kata Jokowi.

Presiden Jokowi juga menegaskan Bangsa Indonesia memegang teguh prinsip bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan—sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945. 

Sebelumnya, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Yahya Cholil Staquf mengatakan, acara ini digelar sebagai upaya memberikan pengaruh terhadap isu kemanusian di Gaza, Palestina.

Artikel Terkait

Leave a Comment