samudrafakta.com

Kepercayaan Terhadap Negara yang Harus Dibayar Mahal

Ratusan orang tua anak-anak yang menjadi korban obat beracun masih berjuang mencari keadilan. Negara belum hadir untuk mereka. Bahkan, sekadar permintaan maaf pun belum pernah terucap.

“Saya orang awam, tidak tahu apa-apa tentang obat-obatan. Ketika anak saya sakit, saya bawa ke rumah sakit dan diperiksa dokter. Kami diberi resep obat sirup. Kami ikuti semua petunjuk dokter. Kami sangat percaya kepada dokter. Tetapi, setelah minum obat yang diberikan dokter, bukannya sembuh, ginjal anak saya malah rusak,” Resti, 27 tahun, ibu dari Reyfan, 18 bulan, mengenang bagaimana ihwal putra pertamanya itu mengalami kerusakan ginjal setelah meminum obat sirup yang diresepkan oleh dokter, Minggu, 29 Januari 2023.

Kejadian nahas bermula ketika sekitar Juni 2022 Reyfan, yang masih berusia sembilan bulan, mengalami panas. Sebagai orang tua, Resti dan suaminya, Rian, 28 tahun, jelas khawatir. Namanya anak lagi sakit. Karena Reyfan masih sangat kecil, Rian dan Resti tidak mau sembrono membelikan obat tanpa petunjuk dokter. Tubuh bayi sangat rentan. Maka, Reyfan mereka bawa ke Rumah Sakit (RS) Cibitung. Mereka menggunakan fasilitas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Ketika itu keluarga Rian dan Resti tinggal di bilangan Tambun, Bekasi.

Baca Juga :   Pemerintah Belum Pernah Meminta Maaf kepada Korban
Rian dan Resti, orang tua Reyfan. (SF)

Oleh dokter di RS Cibitung, Reyfan diberi resep obat sirup untuk menurunkan demam. Rian langsung menebusnya dan Resti meminumkannya kepada Reyfan. Namun, sampai lima hari berselang, panas-demam Reyfan tak kunjung turun. “Panasnya malah naik,” terang Rian.

Rian dan Resti semakin khawatir. Mereka langsung membawa Reyfan ke salah satu rumah sakit swasta di Tambun, Bekasi. Di rumah sakit ini, awalnya Reyfan didiagnosa typhus dan demam berdarah. Namun, setelah dites darah, ternyata kedapatan jika ureum dan keratinin-nya tinggi. Artinya, ada gejala kerusakan ginjal.

Dokter rumah sakit di tambun menangani Reyfan tanpa menanyakan rekam medik si bayi. “Dokter di tambun tidak memberi tahu saya apa penyebab rusaknya ginjal Reyfan. Saya tidak ditanya, sebelum dibawa ke rumah sakit itu, Reyfan pernah saya bawa ke mana dan diberi obat apa. Saya juga tidak terpikir untuk menceritakan karena pikiran saya sangat kalut,” kata Resti.

Dokter rumah sakit di Tambun menyatakan tidak berani menangani. Kondisi Reyfan, kata dokter, sudah gawat. Karena keluarga Rian dan Resti adalah pengguna layanan BPJS, mereka direkomendasikan untuk berobat ke tiga rumah sakit besar di sekitar Jabodetabek, salah satunya RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat. Pilihan Resti jatuh ke RSCM.

Baca Juga :   Gagal Ginjal setelah Minum Obat Sirup yang Dinyatakan Aman oleh BPOM

Namun, untuk bisa mendapatkan tempat di RSCM, mereka harus berusaha sendiri. Dokter rumah sakit di Tambun tidak mengeluarkan rekomendasi. Berkat pertolongan kolega, akhirnya Reyfan berhasil dirujuk ke RSCM.

Singkat kata, setelah mengobservasi Reyfan, dokter RSCM menyimpulkan jika ginjal Reyfan benar-benar rusak. Namun, sampai saat itu Rian dan Resti belum tahu kenapa ginjal anaknya bisa rusak. Dokter tidak memberitahu kenapa putra mereka bisa begitu. 

Artikel Terkait

Leave a Comment