Pertamina Klaim Tak Cari Untung di Tengah Kelangkaan BBM SPBU Swasta

Beberapa pekan terakhir terjadi antrean kendaraan yang mengisi BBM di SPBU Pertamina, buntut kosongnya stok di SPBU asing. - Dok. Republika
Pertamina menegaskan tak memanfaatkan kelangkaan BBM untuk meraup untung. Perusahaan pelat merah itu menyatakan justru membuka kerja sama impor dengan SPBU swasta demi menjaga harga tetap stabil.

PT Pertamina (Persero) menegaskan tidak mencari keuntungan di tengah kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) yang dialami sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) swasta dalam beberapa pekan terakhir.

“Pertamina tidak memanfaatkan situasi ini. Kami juga tidak mencari keuntungan,” kata Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri, usai menghadiri acara Indonesia Langgas Berenergi di Jakarta, Selasa (7/10).

Simon menjelaskan, pembicaraan dengan pengelola SPBU swasta masih berlangsung untuk mencapai kesepakatan bersama. Kata dia, Pertamina dan para pengelola SPBU swasta, seperti Vivo dan BP, tetap menjunjung keterbukaan.

“Kami sama-sama open book agar harga di masyarakat tidak terpengaruh. Agar tidak ada kenaikan harga di masyarakat,” ujarnya.

Bacaan Lainnya

Sementara itu, PT Pertamina Patra Niaga menyebut, PT Vivo Energy Indonesia (Vivo) dan PT Aneka Petroindo Raya (APR)—pengelola SPBU bp bersama AKR Corporindo Tbk—telah sepakat melanjutkan kerja sama impor BBM ke tahap pembahasan teknis.

“Vivo, APR, dan AKR sudah sepakat untuk menindaklanjuti pembicaraan lebih teknis,” ujar Pj Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun, Senin (6/10).

Menurut Roberth, tahap lanjutan pembahasan akan mencakup kesepakatan dokumen kepatuhan terhadap prinsip Good Corporate Governance (GCG) dan regulasi, seperti pernyataan antimonopoli, anti pencucian uang, serta pencegahan penyuapan.

Selain itu, masing-masing badan usaha akan menyampaikan kebutuhan komoditas, membahas spesifikasi produk, serta syarat dan ketentuan umum dalam pengadaan bersama. “Pengiriman kargo dilakukan dalam satu pengadaan yang sama dan tidak terpisah-pisah,” katanya.

Di sisi lain, ExxonMobil dan Shell belum dapat melanjutkan pembicaraan. Shell masih berkoordinasi dengan kantor pusat, sementara Exxon akan menunggu hingga November karena masih memiliki stok yang mencukupi.***

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *