Mengenang Benteng Ekonomi Sukarno: Yang Kokoh, Namun Dilupakan Kini

Terlepas dari berbagai blunder manuver politik di senjakala kekuasaannya, Sukarno pernah kukuh membentengi ekonomi negeri ini. Selama dia berkuasa, negara-negara kapitalis pada gigit jari.

Bung Karno sadar pentingnya minyak. Hasil tambang ini mengendalikan perekonomian dunia di era industri. Dia pun paham bahwa Indonesia memiliki banyak sumber energi yang bisa membikin negeri ini disegani dunia. Bahwa Barat—Eropa dan Amerika—sedang berusaha menguasai sumber-sumber minyak demi memperlekas derap industri mereka, di mana itu idem dito dengan menguasai dunia, Sukarno paham itu.

Barat di masa itu bermaksud membangun Dunia Baru. Dunia tanpa batas-batas budaya dan ekonomi. Borderless world. Globalisasi yang dikemas dalam ilusi bernama demokrasi, yang makna sebenarnya ialah pengejawantahan keserakahan Barat. Sukarno menentangnya.

Setelah kunjungannya ke Amerika Serikat dan Uni Soviet pada tahun 1959, Bung Karno kian sadar bahwa negara-negara maju sedang rebutan minyak. Negara kecil penghasil minyak langsung disergap. Ada yang digasak dengan cara kasar, seperti Korea atau Vietnam. Ada yang didekati secara halus, seperti Arab Saudi, Kuwait, Yordania, dan Negara Timur Tengah lainnya. Sukarno sadar, waktu itu Indonesia sedang dipengaruhi dengan cara halus melalui rayuan investasi. Sukarno juga sadar tak mungkin Amerika main kasar dengan Indonesia, mengingat posisi negara ini sangat strategis di Asia Pasifik.

Bung Karno mempelajari bagaimana Amerika membangun kerajaan minyaknya. Ia lalu merancang strategi untuk membendungnya. Ia tak sudi Indonesia menjadi persemakmuran minyak di bawah telapak kaki Paman Sam.

Bacaan Lainnya

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *