samudrafakta.com

Fatimah binti Maimun, Perempuan Pertama Penyebar Islam di Nusantara

Fatimah binti Maimun ibn Hibatullah adalah tokoh yang jarang disebutkan dalam berbagai babad dan cerita rakyat sebagai salah satu pelopor penyebaran Islam di Jawa. Namanya tak setenar R.A. Kartini ataupun Cut Nyak Dien. Padahal, Fatimah binti Maimun merupakan salah satu tokoh kunci proses Islamisasi di tanah jawa yang hidup sebelum Wali Songo—tepatnya dua abad sebelum masa para wali.

Fatimah binti Maimun disebut-sebut sebagai perempuan pertama yang mendakwahkan Islam ke Indonesia. Prof. Dr. Hj. Anna Mariana, SH., MH., MBA menulis buku Kain Tenun dalam Sejarah Islam, terbitan 2017. Buku ini menjelaskan sejarah kain tenun yang berkaitan dengan kisah perjalanan seorang wanita bernama Siti Fatimah binti Maimun ibn Hibatullah, penyebar agama Islam di tanah Jawa dan ke seluruh Nusantara di abad ke-11 Masehi.

“Melalui buku ini, saya mengangkat perjuangan sosok almarhumah yang luar biasa dalam mengembangkan budaya tenunan tradisional di negeri ini, menjadikan alat tukar dalam perdagangan pada masa itu, yang masih dikembangkan keberadaan budaya tersebut sampai saat ini di Nusantara. Beliau sosok perempuan pada abad ke 900 tahun lalu yang mengembangkan agama Islam melalui perdagangan kain tenun di wilayah Surabaya, Jawa Timur, dan ke wilayah Nusantara. Sampai beliau wafat di Desa Leran, Gresik, Jawa Timur.”

Baca Juga :   Inilah 7 Makam Tokoh Penyebar Islam di Surabaya

“Almarhumah hadir di Nusantara untuk syiar agama. Keberadaan almarhumah sebagai tokoh perempuan pertama, jauh sebelum Sunan Giri dan Maulana Malik Ibrahim, serta para wali Allah Swt. dalam menyebarkan agama Islam di Nusantara. Ia juga gigih memperjuangkan agama Islam melalui media tenun tradisional. Sekaligus menjadikan kain tenun tradisional yang dikembangkan sebagai alat tukar dan jual beli pada masa itu,” tandasnya.

Siti Fatimah juga dikenal dengan nama Putri Dewi Retno Swari atau Dewi Swara. Dia adalah puteri dari seorang pria yang bernama Maimun, asal negeri Persia. Ibunya bernama Dewi Aminah, yang berasal dari Aceh, dan melahirkannya pada 1064 M. Sumber lain menyebut bahwa Siti Fatimah binti Maimun ibn Hibatullah berasal dari negeri Kedah yang ada di Malaka.

Menurut naskah Wangsakerta, ahli sejarah yang hidup pada abad ke-17 yang merupakan pangeran ketiga Keraton Cirebon, Sayyidah Fatimah binti Maimun adalah seorang putri keturunan Rasulullah Saw. Wangsakerta konon mengundang para sejarawan serta tetua dari Pasai, Jawa Timur, Cirebon, Arab, Kudus, Surabaya, dan Banten, yang secara khusus membahas silsilah para ulama, raja, dan guru agama keturunan Rasulullah Saw. Hal ini dimaksudkan untuk memenuhi permintaan ayahnya, Panembahan Girilaya, agar ia menyusun naskah kisah kerajaan-kerajaan di Nusantara.

Baca Juga :   Kisah Pahit Robusta di Hadapan Arabika

Hasil penelisikan silsilah Sayyidah Fatimah binti Maimun oleh Wangsakerta adalah sebagai berikut: Sayyidah Fatimah binti Maimun ibn Hibatullah ibn Muhammad Makdum Sidiq ibn in Sayyid Idris al-Malik ibn Ahmad al-Baruni ibn Sulaiman Abu Zain al-Bashri (menetap di Persia) ibn Ali Uraidi ibn in Raden Ja’far Shadiq ibn Muhammad al-Baqir ibn Zainal Abidin ibn Husain bin Ali bin Abu Thalib, suami dari Fatimah ra. binti Rasulullah Saw. Dan, menurut naskah Wangsakerta tersebut, Sayyidah Fatimah binti Maimun menikah dengan seorang laki-laki bernama Hasan, yang berasal dari Arab Selatan.”

Buku Kafilah Budaya karya Dr. Muhammad Zafar Iqbal menyebut Fatimah binti Maimun merupakan mubaligah. Pendapat itu merujuk pada tulisan A Hasjmy dalam buku Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia, terbitan PT Al-Maarif Bandung, 1981. Perempuan yang dianggap memiliki peran penting dalam penyebaran Islam di Jawa Timur itu diyakini berasal dari keluarga Ler di Iran. Ler merupakan penguasa di wilayah Larestan. Keluarga Ler itulah yang diyakini datang ke Jawa, lalu membangun sebuah desa bernama Lorin di Gresik. Kini, desa itu lebih dikenal dengan nama Leran.

Baca Juga :   Khvicha Kvaratskhelia Bintang Georgia yang Mengalahkan Ronaldo dkk 2-0

Bukti tertua arkeologi petilasan Islam di Nusantara adalah keberadaan makam Fatimah binti Maimun ibn Hibatallah yang ada di Dusun Leran, Desa Pesucian, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, yang inskripsinya menunjuk kronogram 475 H/1082 M. Secara arkeologis, makam Fatimah yang terletak di desa Leran, 12 kilometer di sebelah barat kota Gresik, dianggap sebagai satu-satunya peninggalan Islam tertua di Nusantara, yang tampaknya berhubungan dengan kisah migrasi Suku Lor asal Persia yang datang ke Jawa pada abad ke-10 M.

Artikel Terkait

1 comment

Syekh Syamsuddin Al-Wasil, Guru Spiritual Prabu Jayabhaya – samudrafakta.com 29 Maret 2023 at 20:18

[…] Fatimah binti Maimun, Perempuan Pertama Penyebar Islam di… […]

Reply

Leave a Comment