samudrafakta.com

Ternyata Yang Sunnah Itu Sarung, Bukan Celana Cingkrang

Sarung, yang pada masa lalu disebut 'idzar' oleh bangsa Arab, merupakan salah satu sunnah Nabi Muhammad Saw. FOTO: Ilustrasi Istimewa
Sarung telah menjadi identitas bagi kaum Muslim di Indonesia selama berabad-abad. Tak hanya dikenakan sebagai busana ketika shalat, sarung juga membaur dengan budaya Indonesia. Ada beberapa suku yang menjadikan sarung sebagai pakaian sehari-hari. Dan ternyata, mengenakan sarung merupakan salah satu sunnah Nabi Muhammad Saw.

Banyak hadits yang menerangkan bahwa Nabi Muhammad Saw. juga mengenakan sarung—yang pada masa beliau hidup disebut “al-idzar” atau “kain penutup badan”.

Menurut Muhammad bin Faris al-Jamil dalam al-Libas fi Ashrir Rasul, Ibnu Mandzur mendefinisikan al-idzar sebagai al-milhafah, yakni kain penutup badan. Ada juga sebagian kecil pendapat yang mengatakan bahwa al-idzar adalah segala sesuatu yang dapat menutupi badan.

Namun, tak sedikit juga yang menyebut al-idzar sebagai penutup badan bagian bawah. Dalam konteks ini, al-idzar lebih cocok diarahkan kepada sarung.

Al-idzar diketahui ada di masa Nabi Muhammad Saw. berdasarkan hadits tentang salah seorang sahabat yang ditanya oleh Nabi, apakah dia memiliki sesuatu untuk dijadikan mas kawin.

Sahabat tersebut menjawab: “Aku tidak memiliki apapun kecuali idzarku”. (HR. Bukhari)

Baca Juga :   Riwayat Hubungan Harmonis Antara Nabi Muhammad dengan Kaum Nasrani Ini Perlu Diteladani

Sementara itu, Abu Bakrah, sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhari, menyaksikan bahwa pada suatu hari Nabi Muhammad Saw. keluar rumah menggunakan sarung. Ujung sarungnya menjulur hingga mata kaki.

Bisa diartikan jika Nabi Muhammad tidak memakai sarung cingkrang. Nabi juga diriwayatkan mengenakan sarung tersebut ketika shalat.

Dalam Kitab As-Syamaa’il al-Muhammadiyah – Imam At-Thirmidzi, juga terdapat beberapa teks hadits yang membahas Nabi Muhammad mengenakan sarung. Berikut hadits-hadits tersebut:

Hadis 114

Ahmad bin Mani’ mengungkapkan kepada kami dari Ismail bin Ibrahim, dari Ayyub, dari Humaid bin Hilal, dari Abu Burdah, ia bertutur:

“Aisyah ra. memperlihatkan kepada kami pakaian yang kumal dan sarung yang kasar. Ia lalu berkata, ‘Rasulullah dicabut nyawanya saat mengenakan kedua pakaian ini’.” (HR. at-Tirmidzi, Bukhari dan Muslim)

Hadits 115

Mahmud bin Ghailan mengutarakan kepada kami, dari Abu Daud, dari Syu’bah, dari al-Asy’ats bin Sulaim, dari bibinya, dari pamannya, ia berkata,

“Sewaktu aku sedang berjalan di Kota Madinah, tiba-tiba di belakangku muncul seseorang. Ia berkata (kepadaku), ‘Angkatlah sarungmu, karena hal itu lebih mendekatkanmu kepada ketakwaan, dan menjadikan sarungmu lebih awet.’ Ternyata beliau adalah Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam. Lalu aku berkata, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya sarungku ini hanyalah sebuah burdah (pakaian khas Arab) yang warnanya campuran antara putih dan hitam.’ Beliau bersabda, ‘Bukankah pada diriku terdapat suri teladan yang baik bagimu?’ Lantas aku melihat, ternyata sarung beliau (tingginya) mencapai setengah kedua betisnya.” (HR. at-Tirmidzi dan an-Nasa’i)

Baca Juga :   7 Kebiasaan Nabi Muhammad Saw. ketika Merayakan Idul Fitri, Salah Satunya Mengenakan Pakaian Terbaik

Artikel Terkait

Leave a Comment