“Tembakau adalah herbal suci dari Indian (sana sancta Indorum) dan rerumputan yang dapat mengobati segala penyakit (herbe propre à tous maux),” Billings, E.R. Menulis dalam History of Tobacco: Sejarah Tembakau dan Penyebarannya.
Orang Prancis menyebut tembakau “rumput suci”, herbe sainte, herbe sacrée; atau obat mujarab dari Kutub Selatan—panaceée antarctique. Orang Italia menyebutnya herba santa croce. orang Jerman menamainya heilig wundkraut. Spenser, dalam bukunya, Faërie Queene, menyebut istilah divine tobacco. Dan John Lilly dalam buku The Anatomy of Wit—sebuah roman didaktik yang ditulis tahun 1578–menyebutnya dengan “our holy herb nicotian”. Para ahli botani dan dokter abad ke-15 dan 16 mengklaim bahwa tembakau adalah “gulma paling berdaulat dan berharga yang pernah ditawarkan bumi untuk digunakan oleh manusia.”
Dalam dunia etnobotani dan jamu untuk pengobatan, ada lima macam bahan pelengkap ramuan yang berhasil ditemukan dan telah teruji, yaitu: dupa china, garam, inggu, tembakau (sata awon), dan terasi merah. Tembakau atau sata awon memiliki efek herbal sebagai obat antiinflamasi (mengurangi radang) dan autoimun.
Tembakau mengandung saponin, lavonoid, minyak terbang (terdapat pada kulit, batang, dan daun), serta polifenol (terdapat pada kulit batang dan daun). Tanaman ini juga memiliki kandungan nikotin, protein, alkaloid, vektor, interleukin-2, dan bisa membantu memproduksi melanin pada tubuh manusia. Melanin adalah adalah pigmen atau zat warna alami yang berperan sebagai pelindung kulit dari kerusakan akibat sinar matahari.
Kandungan nikotin dalam daun tembakau berkhasiat untuk mengurangi rasa sakit, membantu menarik racun keluar dari tubuh, dan menyembuhkan luka luar. Daun tembakau dengan campuran leptotaenia multiidadapat membantu proses penyembuhan asma dan TBC.
Daun tembakau juga bisa digunakan untuk membersihkan saluran hidung. Jika dibuat bubuk, ia bisa digunakan untuk membersihkan gigi dengan cara digosokkan. Daun ini banyak dimanfaatkan untuk memproduksi obat-obatan untuk penyakit autoimun dan antiinflamasi, seperti diabetes, HIV, dan kanker.
Kandungan alkaloid di daun tembakau dimanfaatkan untuk melindungi tubuh dari ancaman biologis, termasuk anthrax, botulisme, plague, ebola, hantavirus, dan racun risin. Air daun tembakau berkhasiat sebagai pengusir gigitan lintah.
Berlimpah sekali manfaat tembakau bagi manusia. Maka dari itulah beberapa kebudayaan menyebutnya sebagai “daun suci”. Banyak jurnal kesehatan yang mengulasnya. Namun, fakta itu digilas oleh narasi-narasi negatif tentang daun tembakau yang dikampanyekan begitu massif—sampai-ada yang namanya “hari tanpa tembakau sedunia”, yang diperingati setiap 31 Mei, sebagai bentuk “perlawanan” terhadap tembakau dan khasiatnya.
Demi memulangkan kembali marwah tembakau inilah Samudra Fakta menggelar “EKSPEDISI TEMBAKAU”. Segera! (Tim Samudra Fakta | Wijdan)





