samudrafakta.com

Kisah Tentang Kota Tua dan Kebat-Kebit Jadwal Transportasi Umum

Monreal adalah salah satu kota tua di Jerman yang terlalu sayang untuk tak dikunjungi—kendati perjalanan menuju ke sana harus ditempuh dengan perjuangan yang cukup makan hati.

Juni hingga Agustus tahun 2022 merupakan bulan-bulan menyenangkan bagi pengguna moda transportasi regional di seantero Jerman. Bagaimana tidak? Dengan 9 Euro, pengguna kereta dan bus regional dapat menikmati perjalanan tanpa batas selama sebulan penuh! Dan bulan Agustus adalah bulan di mana ujian semester berakhir dan waktu bebas untuk para mahasiswa—seperti penulis—dimulai!

Di masa ini penulis sudah menandai beberapa kota yang perlu dikunjungi. Short itinerary pun sudah penulis buat, dan akhirnya penulis memutuskan untuk menempuh perjalanan solo ke Monreal.

Monreal adalah kota kecil yang berada di Rhineland-Palatinate, Jerman. Luasnya sekitar 14.64 km2 dan berpenduduk sekitar 785 jiwa (fakta ini baru penulis ketahui di perjalanan Kembali ke Hannover). Hannover —tempat penulis berdomisili—dan Monreal terpaut jarak 335 km. Perjalanan ditempuh satu hari penuh.

Karena tiket khusus hanya berlaku untuk kereta dan bus regional, sementara Hannover dan Monreal berbeda region, maka, mau tak mau, penulis harus beberapa kali oper ke kereta lain yang tidak termasuk dalam layanan regional. Peralihan berlangsung dari pukul 05.09 hingga 12.43 waktu setempat. “Perjuangan” untuk mendapatkan moda transportasi dalam perjalanan menuju Monreal ini memang perlu sedikit keringat.

Baca Juga :   Ini Dia Bejibun Khasiat Pisang Goreng

Setelah empat kali gonta-ganti kereta, penulis akhirnya sampai di ujung estafet moda transportasi: sebuah bus yang mengangkut penulis dari stasiun terakhir menuju Monreal. Penulis hanya berdua dengan seorang wanita yang mengenakan jersey Borussia Dortmund di dalam bus itu. Karena siklus bus menuju kota kecil ini sangat jarang, maka siapa pun yang hendak berkunjung harus menentukan waktu kunjung tepat, sehingga bisa menyesuaikan dengan jadwal kedatangan bus dan kereta—yang seringkali jadwalnya bikin kebat-kebit karena kerap berubah mendadak.

Perjalanan menuju Monreal memang perlu perjuangan lebih, tetapi keindahan dan syahdunya kota kecil itu selalu berhasil menghadirkan buncah dan girang di hati siapa pun yang datang ke sana. Harga yang cukup pantas sebagai pengganti kebat-kebitnya hati selama perjalanan.

Fachwerkhausbangunan yang menggunakan rangka balok kayu, di mana pada dinding bangunan, di antara balok-balok, diisi dengan tanah liat, batu bata, atau bahan bangunan lainnya—yang tersebar di seluruh kota, ditambah reruntuhan kastil di puncak bukit dan sungai kecil, dengan jembatan yang membelah desa, menyempurnakan keindahan lanskap Monreal.

Baca Juga :   Kandaskan Kuda Hitam Georgia 4-1, Spanyol Tantang Jerman di Babak 8 Besar Piala Eropa 2024
Fachwerkhaus yang banyak tersebar di Monreal. (Foto-foto: Khalida Han)

Tujuan pertama penulis adalah reruntuhan Kastil Löwenburg dan Philippsburg di puncak bukit, yang baru bisa dicapai setelah hiking sekitar 10 menit. Ada tangga putar untuk menuju puncaknya. Dari puncak kastil, kita bisa menikmati pemandangan desa yang begitu tenang dan klasik.

Kastil Löwenburg

Setelah dari kastil, penulis berkeliling kota—yang sebenarnya lebih mirip sebuah desa ini—untuk melihat lebih dekat hal-hal yang sempat penulis lihat dari kejauhan di puncak kastil. Tak banyak restauran atau café yang tersedia di kota ini. Pemandangan yang jamak terlihat di sini adalah pasangan lanjut usia yang sedang berjalan-jalan. Khas pemandangan kota-kota tua di Eropa. Setelah berkeliling desa, penulis rehat sejenak di Café Plüsch untuk sekadar memenuhi kebutuhan gula saat itu. (Informasinya, saat ini café ini tutup sementara).

Artikel Terkait

Leave a Comment