samudrafakta.com

Aktivis Katolik Menolak IUP dari Pemerintah karena Dinilai Bertentangan dengan Ajaran Agama

Ilustrasi batubara. FOTO: Canva
JAKARTA — Presiden Joko Widodo atau Jokowi  telah meneken Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 25/2024 yang mengizinkan organisasi masyarakat (ormas) keagamaan untuk mengelola Wilayah Izin Pertambangan Khusus (WIUPK). Konferensi Waligereja Indonesia atau KWI–ormas keagamaan umat Katolik–mengimbau umatnya agar tidak tergoda oleh IUP tersebut. Dinilai bertentangan dengan ajaran iman.

Sebagaimana diketahui, setelah PP 25/2024 resmi diteken oleh Presiden Joko Widodo, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia memastikan segera menerbitkan Izin Usaha Pertambangan (IUP) batu bara kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Adapun komoditas yang menurut rencana bakal dikelola oleh PBNU adalah batu bara, salah satu komoditas yang cadangannya melimpah di Tanah Air.

Sementara di sisi lain, aktivis kemasyarakatan Gereja Katolik Paroki Petrus Kanisius Wonosari, FX Endro Guntoro, pernah menyatakan agar ormas yang berbasis umat Katolik menolak tawaran konsesi tersebut. Pasalnya, menurut dia, dalam beberapa tahun terakhir seluruh paroki gencar mewujud nyatakan isi ensiklik Paus Fransiskus yang dikenal “LaudatoSi”, dengan pemusatan perhatian dan keprihatinan gereja Katolik paroki terhadap kelangsungan bumi sebagai rumah bersama.

Baca Juga :   Jokowi Teken PP Ormas Bisa Kelola Tambang: Disebut Bisa Timbulkan Konflik Horizontal dan Kerusakan Lingkungan

“Jika rencana itu (pemberian izin tambang untuk ormas keagamaan) nanti jalan, kami mendukung KWI untuk cermat, berhati-hati dan menyatakan sikap tegas, tidak ambil jatah IUP tambang yang rencananya diobral pemerintah untuk semua ormas keagamaan termasuk Katolik,” kata Endro, sebagaimana dilansir  koranbernas.id, Rabu (29/5/2024) pekan lalu.

Aktivis kemasyarakatan Gereja Katolik Paroki Petrus Kanisius Wonosari, FX Endro Guntoro. FOTO: Rakyat Merdeka

Menurut Endro, IUP tambang tidak menjadi kebutuhan bagi kelangsungan gereja Katolik. Sebaliknya, kata dia, pertambangan justru mengancam kelangsungan dunia yang bisa bertentangan dengan ajaran Katolik sendiri.

Dia pun mengurai isi ensiklik Paus Fransiskus. Pada bab pertama, kata Endro, menyebut dampak aktivitas penambangan mengancam berbagai sektor kehidupan, baik ekosistem dan sumber ekologi bagi kelangsungan kehidupan.

Pemikiran pemimpin umat Katolik sedunia untuk menaruh perhatian dalam menjaga kelangsungan bumi, menurut Endro, saat ini tengah digagas. Seluruh paroki di Indonesia, dengan beragam progam gerakan, berupaya menciptakan bumi yang hijau dan teduh sebagai rumah bersama.

Artikel Terkait

Leave a Comment