samudrafakta.com

Tekan Inflasi, Pemkot Surabaya Rutin Gelar Operasi Pasar di 17 Lokasi

SURABAYA | SAMUDRA FAKTA – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terus melakukan berbagai upaya dan strategi menekan laju inflasi di Kota Pahlawan. Yang terbaru, TPID menggelar operasi pasar, pasar murah di 31 kecamatan, sosialisasi harga eceran tertinggi (HET), hingga pemasangan alat monitoring harga.

TPID juga rutin melakukan monitoring dan evaluasi untuk memastikan harga serta ketersediaan stok bahan kebutuhan pokok dan penting (bapokting) di Kota Surabaya aman. Monitoring dan evaluasi itu rutin dilakukan setiap pekan dalam sebulan.

Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah serta Perdagangan (Dinkopumdag) Kota Surabaya Dewi Soeriyawati mengatakan, Pemkot Surabaya menggelar operasi pasar di 17 pasar tradisional di Kota Surabaya secara rutin, setiap hari Rabu dan Sabtu di tiap pekan.

“Berkelanjutan setiap Rabu dan Sabtu sampai kondisi (kenaikan bahan pokok) itu stabil. Kami juga ada pasar murah yang kita letakkan di dekat kecamatan-kecamatan,” kata Dewi, dikutip Jumat, 29 September 2023.

Menurut Dewi, TPID Kota Surabaya juga rutin menggelar sosialisasi kepada pedagang pasar agar tidak menjual bahan kebutuhan pokok di atas HET. Tujuannya agar tidak terjadi panic buying atau membeli berlebihan sehingga terjadi penimbunan di masyarakat .

Baca Juga :   Walikota Eri Cahyadi Raih Penghargaan 'The Right Man On The Right Place'

“Kalau sampai ada pedagang yang menjual harga kebutuhan pokok di atas HET pasti ada sanksinya,” tegas Dewi.

Jika inflasi di Kota Surabaya masih terjadi, lanjut Dewi, Pemkot Surabaya akan membuka stand di pasar untuk menstabilkan harga bahan kebutuhan pokok. Menurut Dewi, langkah ini sudah dikoordinasikan bersama Bulog Jatim dan PD Pasar Surya.

Ketua Pusat Studi Ekonomi dan Sosial Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur Ignatia Martha Hendrati menilai langkah-langkah yang dilakukan TPID Pemkot Surabaya untuk menekan laju inflasi sejauh ini telah berjalan baik. Apalagi saat ini beberapa pasar di Kota Surabaya juga telah difasilitasi monitor harga bapokting. “Itu satu cara mengedukasi secara langsung kepada masyarakat dengan mereka membaca sebelum belanja. Misal, melihat dulu harga cabai berapa, beras berapa, seperti itu,” kata Ignatia.

Namun demikian, Ia menyarankan agar edukasi tentang harga bapokting kepada masyarakat ditingkatkan lagi. Misalnya, dengan menerapkan metode moral suasion atau memberikan informasi tentang ketersediaan stok bapokting. Itu perlu dilakukan agar tidak terjadi panic buying di tengah masyarakat.

Baca Juga :   Tiket Kereta Api Mudik Lebaran Sudah Bisa Dipesan

“Melalui moral suasion, akan ketahuan kecukupan bapokting selama setahun. Jadi, masyarakat tahu barang yang mereka butuhkan sehari-hari tersedia di Kota Surabaya. Itu bisa dilihat dari Indeks Kecukupan Pangan (IKP), sehingga masyarakat paham bahwa mereka tidak perlu panic buying,” paparnya.

Dewi menambahkan, metode moral suasion itu nantinya bisa diumumkan melalui layar monitor yang ada di setiap pasar di Kota Surabaya. “Itu tidak kalah penting dengan informasi harga bapokting,” pungkasnya.

Foto: Ilustrasi.

Yadi

Artikel Terkait

Leave a Comment