samudrafakta.com

Simak Tips Mengelola THR dengan Tepat Ini, Biar Enggak Boros-Boros Amat

Perlu jeli mengelola THR agar tak terlalu boros menggunakannya. FOTO: Ilustrasi SF
SURABAYA—Memasuki akhir bulan Ramadhan dan menjelang Idul Fitri, Tunjangan Hari Raya (THR) menjadi salah satu hal yang paling ditunggu oleh para pekerja, utamanya umat Muslim. Biasanya, penerimaan THR beriringan dengan keinginan memenuhi sederet kebutuhan yang banyak. Alhasil, THR menipis, sementara kebutuhan terasa masih banyak.

Menurut Dosen Ilmu Ekonomi Unair Nur Aini Hidayati, masyarakat mesti bijak dan baik dalam mengelola THR. Pemborosan pada umumnya terjadi akibat tidak adanya rancangan skala prioritas.

Masyarakat penerima THR, menurut Nur Aini, cenderung mengutamakan keinginan, bukan kebutuhan. Hal tersebut sangat salah kaprah, sehingga mengakibatkan THR habis sebelum kebutuhan primer terpenuhi.

Salah satu hal yang dapat meminimalkan sifat boros, kata Nur Aini, adalah menentukan skala prioritas. Dengan begitu, masyarakat dapat mengetahui alokasi dana yang terpakai untuk kebutuhannya.

“Jangan sampai kita terlena membelanjakan uang THR sembarangan tanpa rancangan skala prioritas yang tepat. Sehingga kewajiban-kewajiban yang seharusnya kita tunaikan tidak dapat dilaksanakan. Terutama kewajiban untuk membayar zakat,“ kata Nur Aini, dikutip Kamis (28/3/2024).

Baca Juga :   Waspadai Flu Singapura dan DBD Selama Libur Lebaran

Nur Aini mengingatkan agar penerima THR tidak lupa berbagi. Jika punya keinginan untuk berbagi kepada sanak saudara dan orang-orang yang membutuhkan, sebaiknya membuat daftar siapa saja yang menerima. Hal itu dapat meminimalkan adanya over budgeting atau anggaran berlebihan saat momen Lebaran tiba.

“Perlu diingat, dalam hal ini harus mendahulukan orang tua sebagai rasa syukur dan terima kasih kita,” ujar Koordinator Bidang Pengawasan dan Pendidikan Pusat Pengelolaan Dana Sosial Unair itu.

Bijak mengelola THR, kata Nur Aini, tak hanya dengan menentukan skala prioritas. Tetapi juga menumbuhkan prinsip untuk tidak membelanjakan uang di luar kebutuhan primer. Biasanya, celah pemborosan akan muncul ketika pusat perbelanjaan yang menawarkan potongan harga yang tinggi.

“Kalau sedang berbelanja di mal, biasanya masyarakat suka terlena. Apalagi pada momen menjelang Lebaran biasanya mal melakukan teknik marketing dengan memberikan potongan harga yang tinggi agar kita lebih konsumtif lagi,” tuturnya.

Untuk itulah, menurut Nur Aini, masyarakat perlu mencatat segala kebutuhan saat berbelanja. Hal tersebut untuk menghindari potensi membeli barang di luar kebutuhan, sekaligus pengingat untuk membelanjakan uang dengan tepat dan sesuai dengan kebutuhan

Baca Juga :   Daftar Aplikasi Penting yang Harus Ada di Smartphone Para Pemudik

“Pengelolaan uang ini tak hanya pada momen Ramadan saja, tetapi juga harus diterapkan pada kehidupan sehari-hari. Menabung tak harus dengan nominal yang banyak. Kuncinya adalah konsisten dan dilakukan pada awal bulan,” pungkasnya.◼︎

Artikel Terkait

Leave a Comment