samudrafakta.com

Dinilai Bertentangan dengan Pancasila, Sederet Penceramah Pernah Ditolak GP Ansor dan Banser

SAMUDRA FAKTA – Beberapa pengajian yang diampu penceramah kondang pernah ditolak oleh Gerakan Pemuda (GP) Ansor hingga Bantuan Serba Guna (Banser) Nahdlatul Ulama (NU) di berbagai daerah di Pulau Jawa, karena materinya dinilai berpotensi memecah-belah persatuan Bangsa Indonesia dan mencederai kebhinekaan. Yang terbaru adalah penolakan terhadap penceramah muda Hanan Attaki di Madura, pada Minggu, 12 Februari 2023.

Selain Hanan Attaki, ada empat penceramah lain yang juga pernah ditolak kedatangannya hingga dibubarkan pengajiannya. Penolakan itu terjadi dari Jawa Barat hingga Jawa Timur.

Berikut lima penceramah yang rencana pengajiannya pernah ditolak GP Ansor dan Banser NU:

  1. Hanan Attaki
Hanan Attaki. (Dok. Ist.)

Rencana pengajian penceramah muda asal Aceh ini di masjid-Al-Muttaqin, Desa Ladan, Kecamatan Pamekasan, Madura pada Minggu, 12 Februari 2023, mendapatkan penolakan dari GP Anshor setempat.

Ini bukan pertama kalinya Hanan menerima penolakan. Sebelumnya, rencana pengajiannya di Gresik pada Selasa, 19 Juli 2023, juga ditolak oleh LTM PCNU Gresik. Jauh sebelum itu, pada 2019, pengajian Hanan Attaki di Tegal Jawa Tengah juga mendapat penolakan. Deretan pengalaman tak mengenakan yang dialami alumnus Universitas Al Azhar Mesir itu bukan tanpa alasan.

Baca Juga :   Nusron dan Muhaimin Adu ‘Paling NU’, “Gak Bahaya Ta?”

Hanan Ataki seringkali dikaitkan dengan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), organisasi kemasyarakatan (ormas) bermazhab Wahabi yang telah dinyatakan terlarang oleh Pemerintah Indonesia, hingga dituding sebagai antek yang didanai Yahudi. Beberapa kali Hanan membuat video klarifikasi soal anggapan-anggapan itu.

  1. Khalid Basalamah
Khalid Basalamah. (Dok. Ist.)

Khalid Basalamah pernah mendapat undangan untuk menjadi pemateri khusus praja di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat. Namun, rencana acara tersebut diprotes oleh Banser NU Jawa Barat.

Khalid Basalamah ditolak karena materi ceramahnya dinilai sering bertentangan dengan Pancasila dan condong pada paham Wahabi. Menurut Banser NU Jawa Barat, hal tersebut bertentangan dengan tujuan pendidikan para kader IPDN, yang seharusnya dididik dengan semangat patriotisme. Khalid Basalamah juga membuat video klarifikasi atas beberapa tuduhan yang dilayangkan kepadanya.

  1. Firanda Andirja
Firanda Andirja. (Dok. Firanda Andirja)

Takmir Masjid Agung Kabupaten Sleman akhirnya membatalkan undangan kepada Firanda Andirja, yang semula diundang untuk berceramah pada acara tabligh akbar, Sabtu, 13 Agustus 2022. Penceramah itu ditolak oleh GP Ansor Sleman lantaran dinilai kerap menciderai keberagaman pemahaman umat Islam Indonesia.

Baca Juga :   PCINU Eropa Plus Serukan Elite PBNU yang Kampanyekan Capres-Cawapres 'Gentle' Mengundurkan Diri

“Demi kenyamanan di Kabupaten Sleman, kami mengharap pengelola Masjid Agung Sleman membatalkan acara tersebut,” tulis surat pernyataan GP Ansor Sleman yang ditandatangani Ketuanya, Dr. H. Ariyanto Nugroho, SKM, MSc dan Sekretaris Moch Najib Yuliantoro, S.Fil, M.Phil, pada Kamis, 11 Agustus 2022.

  1. Felix Siauw
Felix Siaw. (Dok. Ist.)

Pada tahun 2017, jagad dunia maya dihebohkan dengan berita penolakan penceramah Felix Siauw di Bangil, Pasuruan, Jawa Timur. Peristiwa tersebut terjadi pada Sabtu, 4 November 2017. GP Ansor dan Banser kompak menolak digelarnya pengajian Felix Siauw di Masjid Manarul Islam, Bangil.

Felix ditolak karena dia merupakan anggota HTI, ormas yang dinyatakan terlarang oleh Pemerintah Indonesia karena menawarkan konsep khilafah dan menolak mengakui Pancasila dan NKRI.

  1. Abdul Somad
Abdul Somad. (Dok. Ist.)

GP Ansor juga pernah menolak penceramah Abdul Somad di Pondok Pesantren Al Husna Mayong, Jepara, pada Sabtu, 1 September 2018. Kedatangan penceramah yang akrab dipanggil UAS itu disebut-sebut bakal ditunggangi agenda eks anggota HTI yang sudah dibubarkan Pemerintah Indonesia. Pihak kepolisian diminta menyelidiki acara tersebut, apakah ada atribut bernuansa HTI di sana.

Baca Juga :   Cak Imin Sebut Pemberhentian Ketua PWNU Jatim Aneh, PBNU Bilang Biasa

(Yadi)

 

Artikel Terkait

Leave a Comment