Salah satu sponsor Israel dalam invasinya ke Palestina—khususnya Gaza—adalah sebuah yayasan milik perusahaan multinasional besar. Data terbaru menyebut bahwa yayasan ini menyumbang sebesar USD44 juta—atau setara Rp690,9 miliar—untuk Israel yang sedang gencar-gencarnya membombardir Gaza. Perusahaan ini juga mensponsori beberapa lembaga swadaya masyarakat (LSM) di Indonesia untuk mematikan industri tembakau tanah air.
Perusahaan itu adalah Bloomberg. Sebuah perusahaan keuangan, perangkat lunak, data, dan media swasta yang kantor pusatnya berada di Midtown Manhattan, New York City, Amerika Serikat. Pemiliknya sekarang adalah Michael Bloomberg. Dia orang terkaya ke-11 di dunia, dengan kekayaan sekitar USD96 miliar. Dan dia pendukung Israel sejak lama.
Pada Senin, 9 Oktober, Michael Bloomberg—yang akrab dipanggil Mike—memposting di Instagram-nya bahwa dia hendak menyumbangkan “jumlah yang tidak ditentukan” untuk Magen David Adom (MDA), atau Palang Merah Israel. Dia bermaksud menggalang donasi pro-Israel melalui unggahan tersebut.
Menurut perwakilan Bloomberg, Rachel Nagler, dikutip dari forbes.com, begitu postingan tersebut diunggah, Mike langsung berhasil mengumpulkan USD7,5 juta dari lebih dari 9 ribu pendonor. Dan pada tanggal 19 Oktober, donasi yang dikumpulkan menyentuh USD25 juta.
Mike terang-terangan mengatakan menyumbangkan hampir USD44 juta, atau setara Rp690,9 miliar kepada MDA pada Senin, 13 November 2023. MDA bertugas mengoperasikan ambulans Israel dan unit Medivac, menjalankan layanan darurat, sistem pengiriman, dan melatih paramedis zionis.
Mike sendiri, menurut beberapa laporan, telah mendukung MDA selama lebih dari 15 tahun. Saking dekatnya Mike dengan palang merah Israel, pada tahun 2007 stasiun ambulans MDA terbesar di Yerusalem bahkan diberi nama William H. Bloomberg, untuk menghormati mendiang ayah Mike.
Sebelumnya, Yayasan Bloomberg mengungkapkan bahwa Bloomberg akan menyamai total sumbangan yang diberikan oleh pendonor lainnya di American Friends of Magen David Adom. Total donasi yang dimaksud mencapai USD88 juta atau setara Rp1,38 triliun. Nilai ini merupakan hadiah terbesar dalam sejarah organisasi Amerika tersebut.
“Amerika selalu menjadi teman bagi Israel, dan saya terdorong bahwa banyak dari kita yang mengambil tindakan untuk membantu sekutu kita selama masa-masa sulit ini,” kata Mike, dikutip dari The New York Times, Selasa, (14/11).
