samudrafakta.com

Lelakon Ana Reston: Supermodel yang Meninggal Kelaparan

Kaum perempuan yang sangat terobsesi ingin kurus mungkin bisa belajar pada kisah supermodel Brasil Ana Carolina Reston Macan. Ana meninggalkan kisah tragis tentang tuntutan kecantikan yang harus dibayar dengan kematian. Dia mati muda setelah terserang Anoreksia nervosa (AN), sebuah gangguan makan yang ditandai penolakan yang disengaja terhadap makanan. Dia kena penyakit itu gara-gara berusaha menjadi kurus.

 

Pada 4 Juni 1985, pasangan Reston Macan, keluarga kelas menengah yang tinggal di Jundlai, pinggiran Sao Paulo, Brasil, dikaruniai seorang bayi mungil nan jelita. Ana Carolina Reston Macan datang membawa bakat sebagai model kelas dunia.

Ana Reston mekar di tengah lingkungan sederhana, menjadi perempuan latin yang lengkap: cantik dan semampai. Rupanya dia menyadari keistimewaan parasnya. Ana berminat menceburkan diri di dunia modeling. Jalannya mulus setelah restu orang tua dia dapat.

Debut Ana di dunia modeling berlangsung saat dia hendak memasuki pintu remaja, pada usia 13 tahun. Langkah awalnya begitu sempurna. Ana berhasil menjawarai kontes kecantikan lokal di kota kelahirannya.

Baca Juga :   Fatimah binti Maimun, Perempuan Pertama Penyebar Islam di Nusantara

Langkahnya tambah cemerlang ketika dia menjadi rebutan agensi model kelas wahid setelah dia memenangi kontes tersebut. Agen model ternama seperti Ford, Elite, dan L’Equipe, berburu tanda tangannya. Dengan dukungan penuh merek juga finansial sang agen, Ana mulai mendiplomasikan kecantikannya ke seantero jagat. Negara-negara seperti China, Turki, Meksiko, dan Jepang, pernah disambangi oleh kecantikan Ana. Dia juga sempat merasakan kemewahan muncul dalam iklan bergengsi, sebagai brand ambassador Giorgio Armani.

Perempuan dari keluarga sederhana Brasil itu mulai menjelma menjadi ratu jagat. Cita-cita yang dipercayainya, kemudian dilakoni dengan tekun, memberi dia keberhasilan dan kesempurnaan duniawi. Memicunya untuk terus dan terus melakukan segala hal di dunia yang ditekuninya sesempurna mungkin.

Angan-angan yang bermetamorfosa menjadi obsesi. Agar perwujudan mimpi yang dirintisnya sejak kecil tak ambruk di tengah jalan. Obsesi Ana Reston terhadap popularitas membuatnya harus berlari makin kencang.

Pada bulan Januari 2004, dia melakukan perjalanan ke Guangzhou, China, ditemani agennya, Ford Agency. Dia hendak mengikuti casting menjadi model sebuah produk kecantikan bergengsi yang baru dirilis. Dia bersaing dengan beberapa model top lainnya. Jika terpilih, itu akan mengukuhkan posisi dan kecantikannya di hadapan jagat.

Baca Juga :   Sunan Bonang (1): Rajanya Para Wali Allah di Tanah Jawa

Saat proses seleksi itulah Ana menjumpai kendala yang dia rasa bisa mengancam karir dan kehidupannya; juri menilainya terlalu gemuk. Kritik pada komposisi fisiknya datang bertubi, dan membuat konfidensi Ana Reston runtuh.

Namun, obsesi Ana pada kehidupan mapan menuntutnya untuk takluk pada regulasi industri kecantikan; dia harus bisa lebih kurus. Harus lebih cantik. Demi pengakuan dunia.

Diet gila pun dilakukannya. Makanan dan minuman yang berpotensi menimbun berat badan dia ceraikan. Lemak dan karbohidrat diharamkannya. Sementara olahraga gila-gilaan dijadwalkannya secara rutin.

Usaha luar biasa—menjurus gila—dia lakukan agar lemak-lemak yang diam di tubuhnya pergi. Agar dia bisa jauh lebih cantik dan dikukuhkan sebagai perempuan tercantik oleh dunia, melalui status sebagai brand ambassador produk kecantikan kelas wahid dari China itu.

Daya upayanya berhasil. Berat badannya turun drastis. Dia luar biasa tipis. Untuk usahanya itu, Reston mendapat penghargaan berupa kontrak jangka panjang sebagai duta merek.

Penghargaan itu pada akhirnya menghadirkan konsekuensi yang harus diambilnya; Reston harus mempertahankan ketipisan tubuhnya. Artinya, selama masa kontrak dia harus bertalak dengan karbohidrat dan lemak. Sepanjang terikat perjanjian itu, Reston hanya makan tomat dan apel.

Baca Juga :   Sunan Drajat: Pembela Fakir Miskin, Gigih Ajarkan Kemandirian

Kewajiban kontrak membuat aktivitas dan mobilitas sang mega-model kian tinggi. Loncat dari negara satu ke negara lain. Banyak energi yang harus dia keluarkan, sementara subsidi makanan penghasil energi, utamanya karbohidrat dan lemak, nihil untuk tubuhnya.

Ana Reston pun harus takluk pada hukum biologis. Dia ambruk. Sang Supermodel kelaparan…

Ana harus menyerah ketika berat badannya hanya tinggal 40 kg, untuk tinggi tubuhnya yang mencapai 1,73 meter –atau 5,8 kaki. Dia harus terkulai, dirawat di rumah sakit sejak 25 Oktober 2006 lantaran ginjalnya hancur akibat anoreksia nervosa.

Artikel Terkait

Leave a Comment