samudrafakta.com

Cara Mengolah Mi Instan agar Tak Berbahaya Bagi Tubuh

Informasi yang berkembang menyebut jika mengonsumsi mi instan akan berdampak kurang baik bagi tubuh. Benarkah? Terkait ini, Dosen Ilmu Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Devi Dwi Siskawardani, S.TP., M.Sc., memberikan penjelasannya.

Mi instan sangat populer di Indonesia dan menjadi salah satu makanan yang digemari masyarakat. Tak hanya orang dewasa, anak-anak juga banyak yang suka mi ini. Sebab, makanan jenis ini mudah diolah dan punya banyak varian rasa serta harga yang terjangkau.

Kendati enak dan praktis, menurut Devi, ada beberapa hal yang harus diwaspadai saat mengonsumsi mi instan—apalagi jika sampai mengonsumsi terlalu banyak.

“Banyak orang Indonesia yang mengonsumsi mi instan dicampur dengan nasi. Padahal cara itu membahayakan kesehatan karena bahan baku mi instan tinggi akan karbohidrat dan gula,” ujarnya, dikutip Jumat, 26 Mei 2023.

“Mengonsumsinya terlalu banyak akan meningkatkan risiko beberapa penyakit, seperti tekanan darah tinggi, diabetes, sakit kepala, gangguan hati, bahkan obesitas,” imbuh dia.

Tak hanya itu, dalam bumbu mi instan juga mengandung monosodium glutamat (MSG) yang tinggi. Jika dikonsumsi berlebihan tentu akan menyebabkan penyakit pada tubuh. Untuk itulah ia menyarankan agar masyarakat tidak menuang semua bumbunya. Sebagian saja, kemudian menambahkan bumbu-bumbu alami.

Baca Juga :   Larangan Penjualan Rokok Ketengan Dinilai Belum Pasti dan Tidak Efektif

Bumbu alami itu bisa dengan bawang-bawangan. Bisa juga dengan menambah sayuran serta daging, agar dapat memenuhi kebutuhan gizi. Dia juga menyarankan, saat mengolah mi instan, air rebusan pertama sebaiknya dibuang. Terutama mi rebus. Dia melarang untuk mencampurkan air rebusan langsung dengan bumbu.

“Tentu ada alasan kenapa saya mengimbau hal ini. Yakni agar kandungan bahan kimia pada mi instan tidak masuk ke dalam tubuh, tetapi dibuang. Instensitas konsumsi mi juga tidak boleh terlalu sering. Maksimal dua kali dalam seminggu,” jelasnya.

Namun demikian, Devi juga menyebut bahwa beberapa makanan instant, termasuk mi, sudah melakukan inovasi dengan membuat produk yang lebih sehat dengan mengurangi kadar bahan kimia tertentu. Misalnya, jumlah kalorinya lebih rendah, tidak memakai MSG, hingga menggunakan pewarna alami dengan memanfaatkan sayuran ataupun buah-buahan.

Kendati diklaim sehat, kata Devi, konsumsinya juga harus disesuaikan dengan kebutuhan tubuh. Saat ini inovasi pembuatan mi instan sangat beragam. Ada yang dibuat dari umbi-umbian, tahu, dan lain sebagainya.

Baca Juga :   Pemkot Surabaya Terjunkan 506 Mahasiswa ke 153 Kelurahan Tuntaskan Stunting

“Ada pula mi instan berbahan baku daun kelor, yang bertujuan menghasilkan antioksidan,” tandas dia.

(Septia)

Artikel Terkait

Leave a Comment