samudrafakta.com

Banjir Demak Sudah Surut, Giliran Wabah Penyakit Pascabanjir Menyebar

Asap tebal menyelimuti sebuah gang di permukiman warga setelah petugas pengasapan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Demak, melakukan fogging guna mengantisipasi penyebaran wabah penyakit, Senin (26/2). (BNPB/Bidang Komunikasi Kebencanaan/Fhirlian Rizqi Utama)
Salah satu warga Demak, Jawa Tengah, di tengah situasi pasca-banjir. (Dok. SF)
DEMAK — Banjir yang melanda Demak selama dua pekan terakhir sudah surut seiring tuntasnya perbaikan tanggul Sungai Wulan di Kecamatan Karanganyar. Tim gabungan kembali disibukkan dengan upaya pemulihan pascabanjir salah satunya dengan mengantisipasi penyebaran penyakit yang dipicu genangan air.

Selain kelumpuhan ekonomi,  dan kerusakan lingkungan, banjir juga menimbulkan berbagai penyakit. Kesehatan masyarakat sangat rentan penyebaran penyakit yang ditimbulkan pascabanjir. Penyakut ini bisa menyebar dari makanan dan minuman, melalui nyamuk dan tikus.

Pusat Krisis Kesehatan Kementeriian Kesehatan menyebut banjir berpotensi menyebarkan diare, demam tipus, kolera, disentri, leptospirosis, dan hepatitis A. Penyakit demam berdarah mewabah karena nyamuk aedes aegypti bisa berkembang biak usai banjir.

Faktor utama untuk wabah yang berhubungan dengan banjir adalah kontaminasi fasilitas air minum, namun wabah dapat ditekan apabila air bersih selalu dipasok ke wilayah banjir.  Tim gabungan penanganan darurat banjir juga melakukan  pengasapan (fogging) permukiman warga di Desa Karanganyar, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak.

“Kami bagi satu hari itu empat tim untuk melakukan fogging di satu desa. Sejak hari Sabtu kemarin sampai hari ini (26/2/2024) sudah dilakukan fogging di lima desa, targetnya sama dengan dekontaminasi yaitu sebanyak 18 desa,” kata Sub Koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Demak Tri Handayani dikutip dari laman BNPB, Selasa (27/2/2024).

Baca Juga :   Imbas Banjir, 27.669 Pemilih di Kabupaten Demak Ikuti Pemilu Susulan, Tersebar di 10 Desa dan 114 TPS

Dia mengatakan, kegiatan pengasapan ini dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran wabah penyakit pascabanjir yang terjadi. Pengasapan ditargetkan terlaksana di 18 desa terdampak banjir sejak Sabtu (24/2/2024) lalu. Selain pengasapan, kegiatan dekontaminasi dengan penyemprotan desinfektan sebelumnya telah dilakukan.

Dekontaminasi sendiri merupakan upaya mengurangi dan menghilangkan kontaminasi mikroorganisme  pada peralatan, bahan, dan ruang, dan lingkungan melalui aktivitas disinfeksi atau upaya untuk     mengurangi dan menghilangkan jumlah mikroorganisme pathogen penyebab penyakit dengan cara fisik dan  kimiawi.

Menurut Tri, dua kegiatan ini sekarang menjadi fokus yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Demak mengingat pascabanjir potensi penularan wabah penyakit.  “Karena memang semua isi rumah jadi sampah tidak ada yang kepakai, di rumah juga isinya lumpur sehingga dekontaminasi dan pengasapan ini penting. Tahapannya memang idealnya sampah (di lingkungan) dibersihkan dahulu, kemudian kita desinfektan baru fogging untuk saat ini dekontaminasi sudah tinggal fogging kita kejar,” sambung Tri.

Artikel Terkait

Leave a Comment