samudrafakta.com

Wahai Pendukung Fanatik Capres-Cawapres Jangan Sampai Gila, Simak Tips Sehat Keluar dari Election Stress Disorder

Tanda-Tanda Mengalami ESD

Ada beberapa kondisi yang menandakan seseorang mengalami election stress disorder, sebagaimana berikut:

  1. Susah tidur

Sulit tidur jadi ciri utama election stress disorder. Kemungkinan besar hal ini terjadi karena rasa khawatir yang muncul pada diri Anda dengan berbagai informasi yang muncul.

Monifa Seawell, MD, psikiater bersertifikat di Atlanta, mengungkapkan gangguan tidur bisa muncul karena kita khawatir dengan apa yang dibicarakan dalam debat atau mengalami gangguan mental seputar pemilu. “Stres yang berhubungan dengan pemilu juga dapat muncul ketika Anda mungkin mulai memeriksa ponsel Anda untuk mencari berita setiap jam,” kata Seawell, dikutip dari lifestyle.kompas.com (13/12/2023)

  1. Ketakutan tanpa alasan jelas

Anda mulai mengembangkan rasa takut akan ketinggalan berita atau informasi. Anda juga jadi lebih sering memeriksa handphone untuk mengecek informasi-informasi seputar pemilu.

Menurut Psikiater Mayo Clinic Dr Robert Bright, saat informasi negatif terkait itu terus-menerus terbaca, akan mempengaruhi emosi seseorang beberapa saat. Hal ini bisa membuat seseorang tersinggung, tidak sadar membentak orang lain, tidak percaya pada orang lain, hingga memandang seseorang sebagai orang lain atau sama. Kondisi inilah yang disebut mempengaruhi hubungan seseorang, baik dengan kerabat, teman kerja, hingga keluarga.

Baca Juga :   Hebat, Meski Tak Punya Bisnis, Harta Anak Mantan Presiden Naik 600 Persen

3. Mudah tersinggung

Anda jadi lebih rewel dan mudah tersinggung. Anda tersinggung jika ada orang yang berbeda pandangan politik dan jadi mudah marah.

Menukil berbagai sumber, ESD banyak dialami oleh pasiennya menjelang, saat, dan setelah kontestasi politik AS 2016 lalu itu. Kata dia, bagi banyak orang, berita, informasi, dan obrolan terkait pilpres yang muncul terus-menerus bisa menyebabkan ledakan di dalam diri mereka. Seperti bentuk kecemasan dan stres lainnya, stres akibat pemilu ini juga bisa berdampak pada kesehatan fisik dan mental. Kondisi ini juga bahkan bisa berdampak pada keluarga dan orang sekitar. Anda bakal jadi lebih reaktif, mudah tersinggung, hingga menarik diri.

4. Cemas
Anda mungkin merasa cemas berada di dekat orang-orang tertentu yang memiliki pandangan politik berbeda. Anda mulai menjauhkan diri dari orang-orang yang dianggap berbeda.

Psikiater Mayo Clinic Dr Robert Bright menjelaskan ESD sebenarnya bukanlah diagnosis ilmiah, tetapi efeknya begitu nyata. Seseorang bisa mengalami kecemasan yang berlebihan dengan banyak efek yang bisa muncul.

Baca Juga :   "Omon-omon" Sama Pentingnya dengan Kerja, Kerja, Kerja

“Kita menyadarinya di tubuh kita, ketegangan di bahu kita. Terkadang orang mengalami gangguan gastrointestinal hingga sakit kepala,” kata dr Bright, dikutip dari Mayo Clinic.

Thea Gallagher, PsyD, direktur klinik di Pusat Perawatan dan Studi Kecemasan di Universitas Pennsylvania, menyatakan “Anda bahkan mungkin merasa cemas berada di dekat orang-orang tertentu yang Anda tahu memiliki pandangan politik berbeda, khawatir bahwa topik tertentu akan muncul.” Tak hanya itu, kebanyakan juga merasa khawatir akan tertinggal perkembangan terbaru pemberitaan yang ada. Hal ini membuatnya rutin mengecek ponsel setiap jam untuk mencari informasi terbaru.

Sementara itu, Ignatia Ria Natalia, psikolog dari Universitas Katolik Parahyangan menjelaskan, pendukung fanatik memiliki kecenderungan menaruh harapan berlebih terhadap sosok yang diidolakan, bahkan sampai mengkultuskan “seperti orang suci“. Pendukung yang fanatik, kata Ignatia, berisiko mengalami kecemasan yang tak terkendali karena pusat perhatian dan seluruh energinya terkuras pada sosok jagoannya.

“Yang kedua, para pendukung fanatik itu bisa rentan terkena depresi, tertekan kalau misalkan orang yang dia dukung kalah, kemudian menerima hujatan, terlebih menerima hujatan di media sosial dan dia tidak siap dengan itu. Sebenarnya yang menjadi semerawut itu kan bukan tentang si pasangan calonnya masing-masing, tetapi si pendukung-pendukung fanatik ini yang bikin rusuh sebenarnya,“ jelas Ignatia, dikutip dari bbc.com (31/1).

Baca Juga :   UIN Yogyakarta Keluarkan “Seruan Moral Kalijaga”, Ajak Intelektual Kampus Jangan Takut Suarakan Kebenaran!

Artikel Terkait

Leave a Comment