samudrafakta.com

Ternyata Tradisi Takjil Pertama Kali Dipopulerkan oleh Muhammadiyah

Panitia Ramadhan Masjid Gedhe Kauman nampak sibuk menyiapkan menu gulai kambing setiap hari Kamis. (Dok. Kompas)

Kiai Ahmad Dahlan dan Muhammadiyah ternyata punya peran penting dalam memperkenalkan budaya takjil di Indonesia, hingga akhirnya budaya ini menjadi prosesi khas Bulan Suci Ramadhan di Nusantara.

Ramadhan di seluruh dunia–utamanya di Indonesia–menyimpan beberapa momen kultural yang khas dan menjadi tanda keistimewaan dibanding bulan-bulan lainnya. Salah satunya adalah tradisi takjil yang diartikan sebagai hidangan untuk berbuka puasa, terutama makanan dan minuman manis yang disantap sebelum berlanjut ke menu utama.

Takjil umumnya disediakan di masjid-masjid secara gratis atau dibagikan di tepi jalan bagi kaum muslimin yang sedang dalam perjalanan. Tapi tak banyak tahu, barangkali termasuk warga Muhammadiyah sendiri, tradisi takjil di Indonesia ternyata pertama kali dipopularkan oleh Persyarikatan Muhammadiyah.

Tradisi takjil hampir dimiliki oleh setiap bangsa muslim di seluruh dunia dan Indonesia, jauh sebelum Muhammadiyah lahir. Snouck Hurgonje dalam De Atjehers, laporannya setelah mengunjungi Aceh di antara tahun 1891-1892 mencatat, bahwa masyarakat lokal telah mengadakan buka puasa (takjil) di masjid beramai-ramai dengan ie bu peudah atau bubur pedas.

Baca Juga :   Menggosok Gigi Tidak Membatalkan Puasa, Nabi Muhammad Juga Melakukannya

Dalam catatan lain yang belum terkonfirmasi kebenarannya, takjil bahkan menjadi medium dakwah Wali Songo untuk melakukan dakwah dan Islamisasi di bumi Nusantara. Meskipun takjil dikenal sebagai bagian dari perintah Nabi dan diadopsi dalam berbagai budaya yang berbeda, nyatanya pada masa-masa itu, takjil hanya menjadi kebudayaan lokal, dan bukan kebudayaan popular.

Dok. Istimewa

Profesor Munir Mulkhan dalam bukunya yang berjudul Kiai Ahmad Dahlan – Jejak Pembaruan Sosial dan Kemanusiaan (2010) mencatat bahwa Muhammadiyah memiliki peran besar dalam mempopulerkan takjil beserta seremoni kultural lain di dalam Ramadhan.

Munir mencatat bahwa Muhammadiyah sebagai gerakan tajdid mempopulerkan tradisi mengakhirkan makan sahur menjelang waktu Subuh tiba, dan menggelar takjil untuk menyegerakan kaum muslimin berbuka puasa.

Artikel Terkait

Leave a Comment