samudrafakta.com

Nuansa “Agak Laen” Iringi Kemenangan Prabowo, Mulai Gontok-Gontokan dengan Jokowi?

Prabowo didampingi para ketua umum partai pendukung koalisinya menyampaikan pidato kemenangan. Tidak ada Gibran di antara mereka. | FOTO: Antara

Sementara itu, guru besar ilmu komunikasi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Henri Subiakto, lewat cuitan di akun X @henrysubiakto pada Senin (18/3/2024), menilai jika kejadian tersebut kemungkinan merupakan tanda adanya konflik antara Prabowo dan Jokowi, setelah Prabowo dipastikan memenangi Pilpres. 

“Potensi konflik antara Jokowi vs Prabowo setelah menang Pilpres itu memang besar. Tanda-tanda ke arah itu sudah mulai kelihatan,” tulis Henry, dalam utas berjudul KONFLIK JOKOWI VS PRABOWO APA SUDAH DIMULAI?, yang diunggah pada Senin (18/3).

Konflik yang dimaksud Henri itu terkait rebutan pengaruh antara keduanya. Perebutan seperti itu, kata Henri, merupakan hal yang lazim dalam politik. Gontok-gontokan pun, menurut prediksi Henri, bakal memunculkan drama-drama politik baru.

Henri menilai drama-drama seperti itu menarik untuk disaksikan. Apalagi bila mengingat durasi kekuasaan Jokowi sudah sangat pendek, tinggal 6 bulan lagi.

Dalam waktu pendek itu, kata Henri, Jokowi harus manfaatkan kekuatannya secara efektif, agar nantinya dia tetap punya power kendati tidak lagi jadi Presiden. “Syukur-syukur kalau bisa melemahkan Prabowo dan Gerindra,” imbuh dia.

Baca Juga :   PBNU Cabut Penonaktifan Pengurus yang Terlibat Kampanye, Berharap Presiden Terpilih Penuhi Janji

Salah satu langkah politik Jokowi agar tetap punya pengaruh, menurut Henri, adalah berusaha mewujudkan koalisi besar bersama partai-partai politik yang ada di Indonesia—baik yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju maupun di luar itu. Koalisi tersebut bakal diketuai Jokowi, namun tidak mengajak Gerindra di dalamnya.

“Ini (koalisi besar merupakan) lanjutan strategi politik Pemilu 2024, di mana partai Gerindra dibuat anomali,” analisa Henri.

Artikel Terkait

Leave a Comment