samudrafakta.com

Mitos Presiden RI Lengser setelah Kunjungi Kediri Tak Berlaku bagi Sukarno

Candi Penataran, salah satu situs peninggalan kerajaan Kediri. (Dok. Kab. Blitar)

Menurut, Kushartono, Ketua Harian Situs Ndalem Persada Sukarno, saat menjadi presiden dan beristana di Yogyakarta, Bung Karno memilih Ndalem Pojok sebagai lokasi kunjungan resmi pertamanya ke daerah pada tahun 1946. Konon. Kunjungan resmi itu berbuntut penangkapan Soemosewojo—pemilik Ndalem Pojok—oleh militer TNI karena dianggap menyebarkan kabar dusta terkait kedatangan Presiden Sukarno ke Ndalem Pojok.

Pada kunjungan ke Ndalem Pojok itu, Bung Karno meminta cengkir, atau buah kelapa yang masih sangat muda, lantas meminum airnya. Sukarno gemar sekali minum air cengkir. Pada kunjungan itu, kata Kushartono, Sukarno menginap di kamar tidur paling belakang.

Saat kembali ke Istana Yogyakarta, lanjut Kushartono, Bung Karno membawa serta Soemosewojo, ayahnya (Haryono), dan salah seorang perempuan yang masih kerabat dekat. Ketiganya pun tinggal di Istana Negara. Bung Karno mengangkat Soemosewojo sebagai Kepala Rumah Tangga Istana sekaligus penasehat spritual presiden. Bung Karno juga menganugerahi Soemosewijo dengan gelar pahlawan perintis kemerdekaan.

Selain mengunjungi Ndalem Pojok pada tahun 1946, Presiden Sukarno juga berpidato pada rapat raksasa di Kediri pada bulan Mei 1947 dan mengunjungi Lereng Gunung Kelud pada tahun 1951.

Baca Juga :   Sri Mulyani Diisukan Bakal Mundur, Begini Awal Mulanya

Kunjungan ke Kediri dilakukan Sukarno dengan menyeberangi Sungai Brantas yang membelah kota. Namun, kunjungan itu tak memiliki pengaruh apa pun terhadap kekuasaannya. Dia tetap berkuasa selama 21 tahun. Mitos kutukan Raja Kalingga tidak berlaku bagi Sukarno. Proses pelengseran Bung Karno sendiri dimulai pada 11 Maret 1966—15 tahun setelah kunjungan terakhirnya di Kediri pada tahun 1951—dengan terbitnya Surat Perintah Sebelas Maret atau Supersemar yang masih misterius hingga kini.

Nah, soal presiden dan calon presiden yang takut berkunjung ke Kediri, K.H. Kafabihi Mahrus, pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo, punya nasihat: “Kalau ingin aman berkunjung ke sini (Kediri), sebelumnya ziarah dulu ke makam Syekh Wasil. Kenapa demikian? Karena Mbah Wasil merupakan penyebar agama Islam jauh sebelum para wali.”

(Wijdan)

Artikel Terkait

Leave a Comment