samudrafakta.com

Mitos Presiden RI Lengser setelah Kunjungi Kediri Tak Berlaku bagi Sukarno

Candi Penataran, salah satu situs peninggalan kerajaan Kediri. (Dok. Kab. Blitar)

Sebagai pemimpin sekaligus spiritualis Jawa, Soeharto tentu paham kultur masyarakatnya yang percaya pada mitos. Maka dari itulah, mungkin, Soeharto sebagai presiden juga yakin jika Kediri pantang dikunjungi. Sedangkan Presiden B.J. Habibie, yang menggantikan Soeharto, lengser tak lebih dari tiga bulan setelah datang ke Kediri. Habibie menjabat sebagai presiden tidak lama, hanya satu tahun saja, 1998-1999.

Namun demikian, terkait lengsernya Gus Dur, menurut Jubir Presiden Gus Dur, Adhie Massardi, tidak ada kaitannya dengan mitos tersebut. “Bohong. Gus Dur lengser enggak ada urusan dengan tempat yang dikunjungi. Jika PDIP tidak setuju Sidang Istimewa MPR untuk lengserkan Gus Dur, maka tidak akan ada tragedi politik itu,” tegasnya.

Sedangkan pengganti Gus Dur, Megawati Soekarnoputri, tak pernah mengunjungi Kediri selama menjabat Presiden RI. Megawati pun bisa menyelesaikan jabatannya hingga akhirnya Pemilu 2004 yang dimenangkan Partai Demokrat dan SBY.

SBY sendiri tidak lengser meski pernah berkunjung ke Kediri. Bahkan, dia menjabat 2 periode hingga akhir masa jabatan. SBY pertama kali datang ke Kediri pada tahun 2007. Saat itu dia datang melalui jalur Surabaya—atau dari arah timur kota—untuk menjenguk pengungsi Gunung Kelud yang berada di wilayah timur kediri. Dia bahkan menginap satu malam bersama pengungsi.

Baca Juga :   Sukarno dan Khrushchev (1): Beda Ideologi namun Satu Hati

Kunjungan kedua SBY berlangsung pada tahun 2014—lagi-lagi mengunjungi pengungsi Gunung Kelud. Kala itu SBY datang ke Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri. Akan tetapi, SBY  hanya mendatangi pinggiran Kediri wilayah timur. Barangkali, karena itulah dia “selamat”, karena tidak menyeberangi Sungai Brantas dan menuju ke Kediri wilayah barat.

Apa yang dilakukan SBY berbeda dengan yang dilakukan Sukarno. Bung Karno mengunjungi Kediri dan menyeberangi Sungai Brantas dari barat—arah dari mana dia datang dari Jakarta—menuju Ndalem Pojok di Kecamatan Wates yang berada di wilayah timur, pada tahun 1946.

Sekadar informasi, Sukarno menjalani masa-masa kecil di Ndalem Pojok, Kediri. Banyak bukti dan kesaksian sejarah yang menjelaskan kehidupan masa kecil Bung Karno di rumah tersebut. Sebelum memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, Sukarno tiga kali berziarah ke Pamuksan Sri Aji Jayabaya—sebagaimana laporan George Quinn dalam buku Wali Berandal Tanah Jawa.

Artikel Terkait

Leave a Comment