samudrafakta.com

Kapolda Jatim Sowan ke Kantor PWNU Jatim, Bahas Apa?

SURABAYA| SAMUDRA FAKTA – Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Toni Harmanto, bersama Pejabat Utama Polda Jatim bersilaturahmi ke Kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, Jalan Masjid Agung No. 9 Surabaya, pada Jum’at (11/11).

Dalam kunjungan Kapolda Jatim ke PWNU Jatim diterima Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar, didampingi KH Abdus Salam Shohib (Wakil Ketua), KH Ali Maschan Moesa (Wakil Rais), KH Romadlon Chotib (Katib Syuriah), serta Hasan Ubaidillah (Wakil Sekretaris) dan H Ir Mohammad Amin Mujib, H Rasidi (keduanya Wakil Bendahara).

Dalam silaturahmi tersebut, Kapolda didampingi Direktur Intelkam Polda Jatim, Kombes Pol Dekananto Eko Purwono, Dirbinmas Polda Jatim Kombes Pol Asep Irpan Rosadi, dan Kabid Humas, Kombesol Dirmanto.

Silaturahmi ini bertujuan untuk mempererat hubungan silahturahmi dan sinergitas antara Polda Jatim dengan PWNU Jatim sehingga tugas Kepolisian dapat berjalan dengan baik.

Diharapkan PWNU Jatim dapat memberikan saran dan masukan serta kontribusi positif kepada Polda Jatim dalam penanganan setiap isu yang terjadi di wilayah Jawa Timur.

Kapolda Jatim Irjen Pol Toni Harmanto mengatakan, dengan adanya silaturahmi ini diharapkan sinergitas dapat terjalin terus dengan baik, sehingga Jawa Timur tetap kondusif.

Baca Juga :   PBNU Dikabarkan Memberhentikan Ketua PWNU Jawa Timur, KH Marzuki Mustamar

“Kami ingin terus bermitra berkolaborasi dengan tugas-tugas kepolisian bersama NU. Kita tahu banyak sekali hal-hal yang kita butuhkan dari Nu sendiri terkait dengan tugas-tugas harkamtibmas,” tutur Kapolda Jatim.

Kapolda juga mengatakan, pihaknya juga telah melakukan pembahasan beberapa isu yang memang menjadi konsen untuk berkolaborasi harkamtibmas.

“Harapannya semua mekanisme harkamtibmas kondusifitas di seluruh Jawa Timur dapat terselenggara dengan baik,” tukasnya.

Pada kesempatan itu, Kapolda menyatakan keprihatinannya terhadap masalah narkoba yang berkembang di masyarakat.

“Kami sangat prihatin kasus narkoba di tengah masyarakat, seperti di Bangkalan dan Sampang. Anak usia 12 tahun sudah kecanduan sabu-sabu,” tuturnya.

“Masalah narkoba ini, tak kalah penting dengan masalah ekstremisme dan radikalisme,” sambungnya.

Sejauh ini, menurut Kapolda, pihaknya telah melakukan kerja sama Badan Narkotika Nasional (BNN) yang bisa fokus masalah di Jatim.

Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar mendukung penuh pemberantasan narkoba itu. Bahkan, pihaknya mendengar sampai ada kampung narkoba.

“Kasus di Madura harus digropyok bareng-bareng,” ujar pengasuh Pondok Pesantren Sabilurrosyad, Malang, itu.

Selain persoalan narkoba, Kiai Marzuki juga berharap Polri mewaspadai fenomena geng-gengan atau kelompok yang cenderung menakut-nakuti masyarakat. Begitu pun klub-klub motor agar bisa dibimbing karena kerap dilaporkan mengganggu ketertiban masyarakat.

Baca Juga :   Samsudin, Dugaan Penyebaran Kebencian SARA, dan Ongkang-ongkang di Penjara

“Anak-anak muda yang trek-trekan, sangat mengganggu pengguna jalan yang lain bila dibiarkan,” ungkapnya.

Khusus kerukunan beragama, Kiai Marzuki berharap agar jangan sampai umat Islam ikut pada ajaran yang membahayakan negara.

“Kehidupan beragama yang benar. Bila Islam, ya yang benar. Bila Kristen, ya yang baik. Yang mempunyai tanggung jawab terhadap keutuhan dan ketertiban masyarakat dan negara,” tandasnya.

Kapolda pun diingatkan agar mewaspadai kelompok ekstrem dan radikal. Yakni, mereka yang menganggap negara Indonesia ini kafir, pemerintah toghut, dan sejenisnya.

“Jangan sampai mengundang ustad yang terpapar dengan ideologi yang melawan NKRI. Tentu agak aneh bila institusi Polri mengundang mereka. Kami sangat mengkhawatirkan hal itu terjadi,” tuturnya.

Kiai Marzuki juga berharap bisa mengawal perizinan siaran radio yang menyiarkan paham radikalisme agar bisa dikendalikan dan ditertibkan. Dia mendapat kabar, ada kasus ketika mereka ditegur, kemudian berpura-pura memasang bendera merah putih.

Lalu, kasus di Pamekasan. Ada sekelompok orang yang mau mengundang pembicara dari kalangan radikal yang dalam ceramahnya kerap memprovokasi masyarakat dan membahayakan NKRI.

Baca Juga :   Kapolda Sebut Angka Laka Lantas Selama Masa Mudik Lebaran di Jatim Turun 43 Persen

Menanggapi secara serius masalah radikalisme dan ekstremisme, menurut Kapolda Jatim perlu pemetaan terkait tingkatan dan level radikalisme.

Kapolda juga mengungkapkan telah melakukan koordinasi dengan Gubernur Jatim Hj Khofifah Indar Parawansa. Sedang soal perizinan radio yang kontennya membahayakan negara akan dilakukan pemantauai dan dicek langsung.

“Kami juga prihatin atas kasus kelompok genk-genk, ada geng Anarko dan klub-klub motor. Pengalaman kami Sumatra Selatan, kami mengatasi masalah begal dan pengganggu masyarakat lainnya. Semua itu akan menjadi konsentrasi kami dalam mengatasi gangguan kamtibmas,” tuturnya.

Selain itu, juga terungkap soal filterisasi penceramah. Kapolda Jatim pun berjanji akan menyukseskan kegiatan-kegiatan yang diadakan PWNU Jawa Timur. Teruma dalam waktu dekat, rangkaian acara Peringatan 100 Tahun Nahdlatul Ulama, baik perizinan acara Gus to Campus yang dalam waktu dekat digelar di Unesa, serta koordinasi dengan Restabes Surabaya.

Demikian pula acara Istighotsah Kubro yang akan digelar pada 12 Februari 2023 di Gelora Deltas Sidoarjo, membutuhkan pengamanan dari Polda Jatim dan seluruh jajarannya di Jawa Timur.

Artikel Terkait

Leave a Comment