Sebelum muncul istilah Diplomasi Siber, terdapat istilah ‘Diplomasi Teknologi’ yang pertama kali muncul di Denmark, bersamaan dengan penunjukan Duta Besar Teknologi Denmark , Casper Klynge, pada tahun 2017. Australia juga menunjuk duta teknologi pertamanya pada tahun 2017, dengan memilih gelar Duta Besar untuk Urusan Siber dan Teknologi Kritis .
Di Amerika Serikat dan Inggris, juga dikenal nomenklatur Koordinator Masalah Siber Departemen Luar Negeri AS Sejak inisiatif awal ini, sejumlah negara telah mengikuti jejaknya dan menunjuk duta teknologi dan diplomat teknologi lainnya.
Beberapa pihak merujuk pada isu “nilai”, misalnya dalam kaitannya dengan tanggung jawab sosial perusahaan teknologi, seperti strategi Kemenlu Denmark , atau sebagai daftar atribut seperti “visi ruang digital yang bebas, terbuka, dan aman” sebagaimana disebutkan dalam strategi Kemenlu Swiss.
Meskipun strategi Denmark berfokus pada “teknologi” yang memenuhi syarat, strategi Swiss menempatkan istilah “digital” sebagai pusat strateginya, sedangkan strategi Australia menekankan istilah “siber”.
Di Australia, Brendan Dowling saat ini menjabat sebagai Duta Besar Australia untuk Urusan Siber dan Teknologi Kritis (2023-2030). Dowling memiliki karir cemerlang dalam urusan siber, terakhir menjabat sebagai Asisten Pertama Sekretaris, Pusat Koordinasi Siber dan Teknologi Kritis di Departemen Dalam Negeri.
Mr Dowling juga pernah menjabat posisi senior di Kedutaan Besar Australia di Amerika Serikat. Jabatan Dubes Siber dan Teknologi Kritis ini adalah pejabat yang ditunjuk secara khusus di Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia untuk mewakili kepentingan Persemakmuran Australia di luar negeri dalam skala yang lebih besar (misalnya berdasarkan benua) atau dengan mewakili pendekatan Persemakmuran terhadap berbagai kepentingan internasional.
