samudrafakta.com

Sukarno dan Bulan Muharram (1): Menghormati Muharram karena Kagum terhadap Perjuangan Muhammad dan Husein

Presiden Pertama Indonesia Sukarno adalah pengagum Nabi Muhammad Saw. Menurutnya, Muhammad bin Abdullah adalah figur yang sangat agung. Sukarno kagum pada peristiwa hijrah Muhammad yang berlangsung pada 1 Muharram. Dia pun menganggap bulan pertama dalam kalender Hijriyah itu sebagai bulan sakral dan keramat.

Kekaguman Sukarno pada Nabi Muhammad Saw., salah satunya, dia tuliskan dalam buku Sarinah (1963). “Berabad-abad lamanya sebelum Maxwell, Pharaday, Nicola Tesla, Descartes, Hegel, Spencer, atau William Thompson, Nabi Muhammad sudah mengemukakan hakikat penting bahwa segala sesuatu diciptakan Allah berpasang-pasangan. Ilmu yang mahahebat, yang maha mengagumkan, telah keluar dari mulutnya Muhammad Saw. di tengah-tengah padang pasir , beratus-ratus tahun sebelum di Eropa ada mahagurumahaguru,tulis Sukarno dalam Sarinah.

Sukarno juga mengungkapkan kekagumannya terhadap Muhammad Saw. dalam pidatonya berjudul Hakkul Yakin bahwa Tuhan Ada, tahun 1964. “Alangkah jiwa besar Muhammad. Nabi Muhammad Saw. sebagai sosok yang hebat, sebagai nabi dan pemimpin terbaik dibandingkan dengan yang lainnya, laksana mentari yang menjadi sinar bukan hanya untuk bangsanya,” kata Sukarno.

Baca Juga :   Asal-Usul Lambang Garuda Pancasila di Ruang Kelas Kita

 “Saya anggap Muhammad itu, baik di dalam badaniahnya maupun di dalam kepemimpinannya, maupun di dalam tindak tanduknya, menonjolkan satu sifat hebat,” imbuh Sukarno.  

Bung Karno juga pernah menulis mengenai peristiwa besar hijrah Muhammad bin Abdullah dari Mekkah ke Yatsrib—yang saat ini dikenal sebagai Madinah. Dia menulis atas permintaan redaksi Pandji Islam. Artikel ini ditulis untuk menyambut Maulud Nabi Muhammad Saw. tahun 1940.

“Buat nomor Maulud ini redaksi Pandji Islam minta kepada saya supaya saya menulis satu artikel tentang: Nabi Muhammad sebagai Pembangun Masyarakat. Permintaan redaksi itu saya penuhi dengan segala kesenangan hati,” kata Sukarno.

Dalam tulisannya itu, Sukarno memuji-muji Nabi Muahmmad dari berbagai sisi. Dalam pandangan Sukarno, Nabi Muhammad adalah seorang pembangun masyarakat yang sangat hebat karena berhasil mendidik orang-orang yang tahanuji, yang gilang-gemilang imannya serta akhlaknya, ibarat mutiara di masa damai, namun juga bisa menjadi “dinamit di masa perjuangan.  

Penilaian Sukarno itu muncul karena dia membaca sejarah tentang sepak terjang Nabi Muhammad di masa-masa hijrahnya dari Mekkah ke Yatsrib atau Madinah yang penuh perjuangan. Pada masa-masa itulah, menurut Sukarno, kecerdasan Nabi dalam membangun masyarakat yang tahan uji terbukti dengan sangat jelas, sehingga mampu melahirkan masyarakat yang gilang-gemilang bernama masyarakat Madani—masyarakat yang menghargai kemajemukan dan menjunjung tinggi sikap saling hormat-menghormati.

Baca Juga :   Bung Karno Naik Haji (2): Pergi Haji setelah Mendapat ‘Desakan’

Artikel Terkait

Leave a Comment