samudrafakta.com

Suara PKB Melejit Dibanding 2019, Kata Gus Ipul Bukan Hanya karena Ketum, Tapi Kerja Kiai NU

SURABAYA—Real count Komisi Pemilihan Umum (KPU) hingga Selasa (19/2/2024) pukul 18.01 WIB menunjukkan bahwa suara PKB mencapai 7.569.008 atau 11,67 persen. Suara ini masuk dari 470.049 TPS dari total keseluruhan TPS di Indonesia sebanyak 823.326, atau baru 57,10 persen. Suara PKB ini melejit secara persentase dibanding Pileg 2019 lalu, yang ketika itu hanya meraih 9,69 persen.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menyebut jika lonjakan suara PKB itu bukan serta merta kinerja Ketua Umumnya, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. Gus Ipul menyebut ada peran besar kiai NU di akar rumput yang memenangkan PKB.

“Tidak hanya PKB yang meningkat, tapi partai lain juga meningkat. Jadi, kinerja itu bukan semata-mata karena ketum, toh, kalau partai itu. Jadi, kelihatan kan kinerjanya, mana yang hasilnya partai, mana yang hasilnya ketua umum,” kata Gus Ipul di Surabaya, Senin (19/2/2024).

“Yang kerja di bawah itu kiai-kiai NU, di bawah itu kan kiai-kiai NU. Dan kita enggak pernah memusuhi PKB. Mana ada statement PBNU memusuhi PKB? Enggak pernah,” tambahnya.

Baca Juga :   Ganjar Minta Data Pertahanan Negara dalam Debat, Jokowi: Tidak Semua Bisa Dibuka 

Gus Ipul juga meminta agar Cak Imin legowo hasil Pilpres 2024, di mana paslon 01, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar atau AMIN tertinggal jauh dari paslon 02 dalam quick count lembaga survei maupun real count KPU.

“Jadi, maksud saya, bicara soal konteks Pilpres ada quick count. Boleh lah ada masalah, tapi tahapan ini harus jalan terus. Mana ada Pemilu tahapannya enggak jadi? Tahapan jalan terus. Kan, setelah survei, ada exit poll, kemudian ada quick count. Itu kan semua orang mengikuti itu,” ujarnya.

“Jadi, saya ingin agar suasana sejuk, kalau (Cak Imin) ada masalah, itu silakan diproses. Saya ikut Pilgub tiga kali, ada masalah bisa dibawa ke MK. Kalau ada bukti-bukti cukup. Ada yang memang pemilihan ulang, tapi dengan jarak sejauh ini, apa itu rasional? Jadi, ini diskusi biasa. Maksud saya, perbedaan harus dilewati bersama. Kalau ada yang nganggep (Pilpres) curang, silakan, kan ada prosesnya. Kita punya kewajiban untuk mengikuti semua tahapan. Dan kalau kita menjadikan quick count sebagai salah satu dasar, yang mana tahun-tahun sebelum ini hasilnya tidak terlalu jauh dari real count,” tambahnya.

Baca Juga :   Kesehatan Mental Jadi Masalah Serius Indonesia, Siapa Capres Paling Peduli?

Wali Kota Pasuruan ini juga mengajak Cak Imin untuk menciptakan suasana damai dan legawa usai Pemilu 2024. Dia meminta Cak Imin menerima hasil apapun di Pilpres 2024.

“Jadi, quick count ini bukan hanya sekarang, tapi ini sudah bertahun-tahun (diselenggarakan), dan hasilnya tidak jauh dari real count. Kalau itu dijadikan patokan, mari kita ciptakan suasana sejuk. Jangan melakukan langkah-langkah untuk PKB ya ini, mungkin bisa bersama NU untuk menciptakan suasana sejuk,” katanya.

“Kalau hasil DPR bisa diterima, kenapa Pilpres enggak?” tandasnya.❒

Artikel Terkait

Leave a Comment