Perolehan 87 persen suara Hasil itu didapat dari jajak pendapat yang dilakukan oleh lembaga jajak pendapat Public Opinion Foundation (FOM). Penelitian Opini Publik Rusia (VCIOM) juga menempatkan Putin mendapat 87 persen. Angka ini jauh melebihi target tim pemenangan Putin, yang sebelumnya ‘hanya’ menargetkan 80 persen suara dari seluruh partisipan Pemilu.
Sementara itu, kandidat dari Partai Komunis, Nikolai Kharitonov, berada di urutan kedua, dengan suara di bawah 4 persen. Pendatang baru Vladislav Davankov dan calon ultranasionalis Leonid Slutsky masing-masing berada di urutan ketiga dan keempat.
Menurut keterangan pejabat pemilu setempat, hingga pemungutan suara ditutup pada Ahad (17/3/2024), tingkat partisipasi pemilih Rusia secara nasional kali ini mencapai 74,22 persen. Partisipasi ini melampaui tingkat partisipasi pada tahun 2018, yang hanya 67,5 persen.
Mengutip sejumlah analis internasional, terpilihnya Putin ini memang semacam keniscayaan. Tak perlu diragukan lagi. Apalagi tak ada lawan menonjol pasca-kematian pesaing beratnya, Alexei Navalny—yang meninggal di penjara Arktik Rusia pada Februari lalu.
Beberapa media internasional melaporkan, muncul beberapa protes terkait hasil Pilpres Rusia ini. Dan menurut data OVD-Info—sebuah kelompok yang memantau tindakan kekerasan terhadap perbedaan pendapat—setidaknya ada 74 orang ditangkap Ahad.
Amerika Serikat (AS)—negara yang hampir selalu ikut campur urusan domestik negara lain—memprotes hasil Pemilu Rusia ini. “Pemilu ini jelas tidak bebas dan adil, mengingat Putin telah memenjarakan lawan politik dan mencegah orang lain mencalonkan diri melawannya,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, dikutip dari Reuters.◼︎
