samudrafakta.com

Rawon Sate, Legenda Rasa Kota Pasuruan

Legenda tak melulu cuma soal kisah-kisah manusia dan kebajikan. Rasa pun ada yang melegenda. Seperti itulah kira-kira status rawon sate Kota Pasuruan, Jawa Timur. Ia mengikat ingatan tentang aroma dan rasa dengan sungguh-sungguh, sulit dilupakan, ibarat legenda yang mengemas banyak makna, dan memanggil-manggil siapa pun yang pernah mencicipinya untuk kembali dan kembali lagi untuk menikmatinya.

 

Sejak pukul 08.00 pagi, Warung Sederhana di Jl. W.R. Supratman, Pekuncen, Bugulkidul, sebelah timur alun-alun Kota Pasuruan, mengobral aroma bumbu gurih terpanggang yang berkelindan mesra dengan bumbu rawon. Aroma yang menjajah indra penciuman siapa saja yang melintas di depannya. Membuat penghuni perut tak sabar untuk dimanjakan segera.

Warung sederhana itu terdiri dari dua bangunan bersisian. Pada masing-masing bangunan terdiri dari 10 set meja yang menampung 4-6 orang pengunjung di setiap mejanya. Ada lemari kaca besar pembatas dapur dengan meja pengunjung berisi lauk pauk yang bisa dipilih sebagai menu pendamping menu andalannya: rawon sate.

Di warung ini, menu berkuah gelap dengan artikulasi rasa khas Jawa Timuran itu dipadupadankan dengan sate komoh—salah satu varian sate dengan potongan daging besar dan bumbu khas yang sepertinya memang tercipta khusus untuk mendampingi si rawon. Dan itu, secara organik, hanya ada di Kota Pasuruan.

Baca Juga :   Nasi Goreng Masuk Daftar Hidangan Nasi Terenak di Dunia

Nasi rawon sate komoh disajikan di atas piring putih lawas motif kembang beralaskan daun pisang. Kuah rawon Pasuruan berbeda dengan rawon Jawa Timur pada umumnya. Kuah rawon ini cenderung kecokelatan dan lebih terang. Limpahan kuah itu merendam sebagian nasi putih yang porsinya bisa dibilang banyak untuk menu sarapan. Begitu disuapkan, bumbu khasnya langsung menguasai lidah. Kuah gurih dari rebusan kaldu yang berpadu dengan bumbu jangkep (lengkap) menjadikan aroma kuahnya begitu kuat dan gurih.

Setusuk besar sate daging sapi berbalut bumbu kuning kecoklatan yang dipanggang jadi pendampingnya—barengan dengan tauge cambah, sambal terasi, bumbu Bali, dan tempe goreng.

Gurih dan sedap adalah definisi ringkas menu legendaris ini. Tauge cambah yang masih krenyes-krenyes segar membuat karnaval rasa di dalam mulut tambah meriah. Topping bumbu bali bikin rasa nasi rawon ini kian unik dan nikmat.

Jikalau rawon pada umumnya disajikan dengan potongan daging dan sandung lamur, rawon sate Pasuruan ini tidak menyertakan potongan daging di paket kuahnya. Peran potongan daging itu diambil alih oleh sate komoh. Tekstur dagingnya empuk, tak ada perlawanan ketika dikunyah. Bumbunya serasa meresap hingga ke serat daging terdalam. Potongan dagingnya besar-besar. Setusuk sate saja sudah jadi lauk yang cukup untuk menu sarapan, makan siang, atau makan malam.

Baca Juga :   Wajik, Kuliner Filosofis Peninggalan Majapahit yang Masih Eksis

Seporsi nasi rawon sate dibandrol Rp30.000 saja. Harga yang cukup masuk akal dan terjangkau untuk porsi menu yang cukup besar.

Nah, jika Anda sedang berkunjung ke Kota Pasuruan, pastikan Warung Sederhana Hj. Rukiyah masuk ke dalam daftar kunjungan Anda. Ziarahilah rawon sate. Dan Anda akan mengonfirmasi sendiri bagaimana nuansa legenda menu ini: ketika ingatan tentang rasanya Anda bawa pulang, melekat dalam kenangan, dan selalu memanggil-manggil Anda untuk kembali ke sana.(SF | Septia)

_________________

Warung Sederhana Jl. WR Supratman No. 16, Pekuncen, Bugulkidul (Timur Alun-Alun), Kota Pasuruan, Jawa Timur

Artikel Terkait

Leave a Comment