samudrafakta.com

Prediksi-Prediksi Sukarno yang Terbukti (1): Prediksi Tahun Kemerdekaan Indonesia melalui Naskah Tonil dan Perang Asia-Pasifik

Sukarno melontarkan banyak prediksi—untuk menghindari diksi “ramalan” yang biasanya dianggap identik dengan klenik—tentang fenomena di Indonesia dan dunia. Banyak prediksinya yang benar-benar menjadi fakta di kemudian hari. Mulai edisi ini hingga beberapa edisi berikutnya, Samudra Fakta mengulas prediksi-prediksi tersebut secara berseri dalam rubrik “Merayakan Bung Karno”.

Dulu, banyak orang menganggap Sukarno adalah seorang wali yang sakti karena dianggap tahu kejadian-kejadian yang bakal datang di masa depan. Namun, Sukarno sendiri menolak anggapan tersebut.

Dalam petikan pidatonya berjudul Tahun Vivere Pericoloso (1964), Sukarno berkata, “Dan jangan dikira bahwa manusia Sukarno ini manusia yang weruh sadurunging winarah.  Jangan dikira Sukarno memiliki ilmu gaib yang begini-begitu! Tidak! Manakala aku meramalkan hal ini atau hal itu, ramalanku itu aku dasarkan pada pemahamanku atas hukum-hukum objektif sejarah masyarakat. Kalaupun ada ‘ilmu gaib’ yang kumiliki, itu adalah karena aku kenal Amanat Penderitaan Rakyat.” Itu diucapkannya untuk menolak anggapan bahwa dirinya “sakti”.

Namun demikian, semenolak apa pun Sukarno, anggapan tersebut muncul bukan tanpa sebab. Pasalnya, Sukarno secara faktual pernah memprediksi beberapa kejadian yang pada akhirnya terbukti tepat. Berikut beberapa di antaranya:

Baca Juga :   Ketika Perdana Menteri Khruschev ‘Mengerjai’ Pemimpin Negara Sekutu Soviet dengan Durian

Indonesia Merdeka Tahun 1945

Saat diasingkan di Ende, Sukarno menulis naskah tonil—pentas drama atau sandiwara pada zaman kolonialisme Belanda—berjudul Indonesia 1945. Naskah tersebut ditulis pada tahun 1938–atau tujuh tahun sebelum kemerdekaan Indonesia.

Isi naskah ini mengejutkan banyak orang di kemudian hari. Sukarno dianggap telah meramal dengan tepat bahwa kemerdekaan Indonesia bakal terealisasi pada tahun 1945.

Terkait prediksi ini, Cindy Adam—penulis Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia—bahkan menilai jika “ramalan” Sukarno dalam tonil tahun 1938 itu seperti ramalan Jayabaya. Pasalnya, menurut Cindy Adams, Sukarno bisa menebak masa depan Indonesia secara tepat.

Sukarno membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia pada 17 Agustus 1945. (Dok. Istimewa)

Namun, para pastor yang saat tonil itu dipentaskan ada di Flores menilai itu adalah kekuatan literasi dari Sukarno. “Itulah kekuatan literasi, semua bisa terwujud. Sebab, apapun yang menjadi niat dan tujuan berawal dari impian,” kata beberapa pastur kala itu, sebagaimana dikutip oleh Cindy Adams.

Dengan kekuatan literasi itulah, menurut para pastur, Sukarno berhasil merealisasikan obsesi tentang kemerdekaan Indonesia. Ia sukses memberikan sugesti positif pada bangsa Indonesia agar mereka bisa bebas atau merdeka tepat di tahun 1945. Upaya menanamkan sugesti itu pun akhirnya berhasil.

Baca Juga :   Sukarno dan Kuliner (4–Habis): Cinta Daun Singkong Muda, Gemar Makan Langsung dengan Tangan Tanpa Sendok-Garpu

Satu versi sejarah lain menyatakan bahwa naskah drama Indonesia 1945 ditulis Bung Karno atas pesanan Tuan Nathan, orang Filipina yang memimpin sandiwara keliling atau tonil. Drama ini berisi ramalan akan tiba saatnya bangsa Asia bangkit dan memberontak terhadap penjajah kulit putih.

Artikel Terkait

Leave a Comment