samudrafakta.com

Peristiwa Sejarah Penting Indonesia di Bulan Ramadhan: Dari Proklamasi hingga Penumpasan PRRI

Pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia oleh Sukarno pada 17 Agustus 1945 atau 9 Ramadhan 1364 H. (Kemendikbud)

Setelah pertemuan itu, Sukarno dan Hatta kembali ke rumah Maeda. Di ruang makan rumah tersebut, teks Proklamasi Kemerdekaan mulai dirumuskan. Maeda, sebagai tuan rumah, mengundurkan diri ke kamar tidurnya di lantai dua ketika peristiwa bersejarah itu berlangsung.

Miyoshi, orang kepercayaan Nishimura, bersama Sukarni, Sudiro, dan BM Diah menyaksikan Sukarno, Hatta, dan Ahmad Soebardjo membahas rumusan teks proklamasi. Sedangkan tokoh-tokoh lainnya, baik dari golongan tua maupun pemuda, menunggu di serambi muka.

Hatta dan Ahmad Soebardjo menyumbangkan pikirannya secara lisan. Kalimat pertama dari teks Proklamasi merupakan saran Ahmad Soebardjo, yang diambil dari rumusan Dokuritsu Junbi Cosakai. Sedangkan kalimat terakhir merupakan sumbangan pikiran Mohammad Hatta.

Hatta menganggap kalimat pertama hanyalah merupakan pernyataan dari kemauan bangsa Indonesia untuk menentukan nasibnya sendiri. Maka dari itu, menurut pendapatnya, perlu ditambahkan pernyataan mengenai pengalihan  kekuasaan (transfer of sovereignty). Maka, dihasilkanlah rumusan terakhir dari teks proklamasi yang kita kenal sampai sekarang.

Setelah kelompok tokoh yang menyendiri di ruang  makan itu selesai merumuskan teks Proklamasi, mereka menuju serambi muka untuk menemui hadirin yang berkumpul di situ. Saat itu, dini hari menjelang Subuh. Waktu menunjukkan pukul 04.00 WIB. Sukarno mulai membuka pertemuan dengan membacakan rumusan teks Proklamasi yang masih berupa konsep.

Baca Juga :   THR Pekerja di Surabaya Belum Cair, Silakan Lapor ke Nomor Ini

Soebardjo melukiskan suasana ketika itu, “Sementara teks Proklamasi diketik, kami menggunakan kesempatan untuk mengambil makanan dan minuman dari ruang  dapur, yang telah disiapkan sebelumnya oleh tuan rumah kami yang telah pergi ke kamar tidurnya di tingkat atas. Kami belum makan apa-apa ketika meninggalkan Rengasdengklok. Kemudian, teks Proklamasi dibacakan pada saat Proklamator menjalankan ibadah puasa.”

Pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia oleh Sukarno pada 17 Agustus 1945 atau 9 Ramadhan 1364 H. (Kemendikbud)

Selama masa persiapan menuju kemerdekaan,Bung Karno meminta rekomendasi dari beberapa Ulama. Pemilihan tanggal 17 Agustus 1945 merupakan rekomendasi yang diberikan oleh KH Abdul Mu’thi dari Muhammadiyah, KH Hasyim Asy’ari, Syekh Musa Sukanegara dan R.M.P. Sosrokartono. Ulama tersebut memberikan kepastian kepada Bung Karno untuk tidak takut memproklamirkan kemerdekaan Bangsa Indonesia.

Artikel Terkait

Leave a Comment