“Bung Karno menegaskan bahwa Pancasila sudah digali sejak usia muda dalam pidato 1 Juni 1945, yang kemudian ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo melalui Keputusan Presiden No. 24 tahun 2016,” terang R. Kushartono.
Dengan Napak Tilas sejarah ini, diharapkan generasi muda tidak melupakan sejarah. “Saya menemukan data yang sangat mengkhawatirkan, hasil survei Setara Institute mencatat bahwa 83,3 persen siswa sekolah menengah menganggap Pancasila bukan ideologi permanen yang tidak dapat digantikan,” ujarnya.
Sementara itu, mereka adalah generasi penerus masa depan bangsa dan negara. “Jika sampai Pancasila, sebagai dasar negara ini digantikan oleh ideologi lain, misalnya berdasarkan agama atau ideologi lain, maka Negara Kesatuan Republik Indonesia ini akan runtuh. Kita tidak ingin NKRI ini menjadi seperti Sriwijaya atau Majapahit yang hanya menjadi cerita dalam sejarah,” tegasnya.
Selain upacara dan Napak Tilas sejarah, rangkaian kegiatan Tasyakuran Hari Lahir Pancasila di Situs Ndalem Pojok Persada Sukarno Kediri juga mencakup pentas seni budaya, kegiatan bakti sosial, doa lintas agama, selamatan, dan diskusi kebangsaan.