samudrafakta.com

Muhaimin Iskandar Mengaku Dikudeta dari PKB dan Punya “Azimat” dari Gus Dur

JAKARTA | SAMUDRA FAKTA—Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin menilai bahwa narasi yang menyebut dia telah mengkudeta KH. Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dalam konflik internal PKB yang berlangsung tahun 2008 lalu sama sekali tidak beralasan. Sebab, menurut Cak Imin, justru dialah yang menjadi sasaran kudeta, sehingga Gus Dur—sebagai Ketua Dewan Syura PKB waktu itu—memerintahnya untuk mengundurkan diri.

Cak Imin juga mengaku menyimpan surat pengunduran dirinya sebagai Ketua Umum PKB yang dia bikin atas perintah Gus Dur. Namun, setelah Cak Imin menandatangani surat itu—menurut klaim Cak Imin—Gus Dur justru menyerahkan kembali surat tersebut kepadanya.

Dia diperintahkan mengeluarkannya hanya ketika ‘diperlukan’. Namun, sampai Gus Dur meninggal, Cak Imin mengaku tidak pernah mendapat perintah untuk mengeluarkan surat tersebut. Maka dari itulah, secara formil, dia masih sah sebagai Ketua Umum PKB yang terpilih dalam Muktamar II tahun 2005 di Semarang, Jawa Tengah, kendati—menurutnya—telah dikudeta oleh beberapa pihak di internal PKB waktu itu, salah satunya oleh Sekretaris Jenderal PKB Yenny Wahid.

Baca Juga :   Ancang-ancang Koalisi Pasangan Capres-Cawapres 01 dan 03 di Putaran Kedua

Cak Imin menceritakan informasi tersebut untuk menjawab pertanyaan presenter Najwa Shihab dalam program Mata Najwa, yang videonya diunggah di kanal YouTube Najwa Shihab pada Senin malam, 4 September 2023. Dalam program tersebut, Cak Imin hadir sebagai bakal calon wakil presiden (bacawapres) Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP). Dia hadir bersama bakal capres Anies Rasyid Baswedan.

Pada salah satu sesi pertanyaan, yang dimulai pada akhir menit ke-55 dan awal ke-56, Najwa menyinggung narasi kudeta yang dilakukan Cak Imin terhadap Gus Dur ketika berlangsung konflik dalam tubuh PKB sekitar 15 tahun lalu. Narasi itulah—menurut beberapa lembaga survei—yang menyebabkan elektabilitas PKB tidak bisa naik signifikan. Pasalnya, narasi tersebut menyebabkan suara warga nahdliyin—suara yang digadang-gadang bakal menjadi lumbung suara PKB, mengingat partai ini didirikan oleh tokoh-tokoh Nahdlatul Ulama (NU)—terpecah. Sebagian warga nahdliyin yang merasa kecewa gegara terpengaruh narasi kudeta Cak Imin terhadap Gus Dur memilih partai lain sebagai sarana aspirasi politiknya.

“Narasi itu (kudeta Cak Imin terhadap Gus Dur) setiap lima tahun selalu muncul. Setiap Pemilu selalu muncul, dimunculkan,” kata Cak Imin, menjawab Najwa Shihab, dikutip Senin malam, 4 September.

Baca Juga :   Bansos Beras Jokowi Bakal Lanjut Hingga Juni, Pengamat: Waktunya Seperti Dicocokkan Skenario Pilpres 2 Putaran

Menurut Cak Imin, tuduhan bahwa dia berkhianat sama sekali tidak beralasan. “Yang benar, justru saya yang dikudeta. Dikudeta oleh orang-orang sehingga Gus Dur memberhentikan saya. Bahkan saya dengan ikhlas berhenti dari ketua umum,” tambah Cak Imin.

Artikel Terkait

Leave a Comment