samudrafakta.com

Misteri Peta Piri Reis: Kuno namun Akurat, Jadi Petunjuk Keberadaan Atlantis?

Salah satu peta kuno, Piri Reis Map. (Wikipedia)

Menyisakan Misteri

Peta Piri Reis sempat hilang dari peredaran, dan baru ditemukan kembali pada 1929 oleh seorang peneliti bernama Halil Edhem di ruang bawah tanah Istana Turki. Saat ditemukan, hanya sebagian fragmen saja yang tersisa dari peta ini. Ketika itu peta tersebut tidak diteliti lebih lanjut dan hanya dianggap artefak sejarah biasa.

Halil Ethem Eldem, yang menemukan kembali Peta Piri Reis pada tahun 1929, menjadikannya sebagai salah satu perintis arkeologi, museologi, dan sejarah seni Islam paling sukses di Turki.(Daily Sabah)

Piri Reis mulai diteliti secara serius pada tahun 1965. Peneliti pertamanya adalah Charles Hapgood dari University of New Hampshire, Amerika Serikat, bersama timnya. Mereka mengamati gambar peta garis pantai yang mereka yakini sebagai Antartika, namun dalam peta tersebut dipetakan tanpa selubung es.

Hapgood berpendapat bahwa peta tersebut dibuat menggunakan teknik mercator projection, yaitu teknik proyeksi peta secara silinder yang dipopulerkan oleh kartografer Flandria Gerardus Mercator pada tahun 1569. Karena teknik inilah, menurut Hapgood, peta tersebut menjadi akurat.

Namun demikian, Hapgood heran bagaimana Piri Reis bisa menggunakan teknik tersebut, karena mercator projetionbelum pernah digunakan oleh siapa pun sebelum 1569. Sedangkan Piri Reis menyusun petanya pada tahun 1513, atau 56 tahun sebelum teknik tersebut diperkenalkan oleh Geraruds Mercator. Fakta tersebut, menurut Hapgood, menjadi anomali yang melanggar hukum waktu sejarah.

Baca Juga :   Putus Sekolah untuk Jualan Tahu karena Ibu Harus Cuci Darah dan Ditinggal Ayah

Untuk mencari alasan yang lebih masuk akal, Hapgood menyusun hipotesa lain, dengan menyebut bahwa Peta Piri Reis bersumber dari catatan pelaut-pelaut kuno yang telah memetakan pantai Antartika jauh sebelum daratan itu membeku 6.000 sebelumnya.

Soal bagaimana bisa penggambaran topografi garis pantai pada Peta Piri Reis begitu akurat, menurut Hapgood, karena pembuat peta yang menjadi ‘sumber referensi’ Piri Reis memiliki kemampuan pemetaan udara. Hapgood yakin Piri Reis menggunakan salah satu peta kuno itu sebagai referensi untuk membuat petanya sendiri, tetapi tidak menulis sumbernya.

Sementara itu, pengarang buku Erich von Daniken berpendapat bahwa Peta Piri Reis sangat akurat karena digambar dari luar angkasa. Melansir dari Express, von Daniken berpendapat demikian karena ketika peta dibikin teknologi manusia belum begitu berkembang di Barat. Von Daniken bahkan menyimpulkan peta tersebut dibuat menggunakan ‘kekuatan alien’ dari luar angkasa.

Terlepas dari polemik tentang bagaimana Peta Piri Reis dibikin, yang juga penting dipertanyakan adalah: apakah sebenarnya daratan di selatan Jawa, yang menyambung dengan bagian timur Indonesia, yang digambarkan dalam Peta Piri Reis namun tak termuat dalam peta modern ini?

Baca Juga :   Hari Kebangkitan Nasional dan Gugatan-Gugatan Terhadapnya

Beberapa peneliti memiliki hipotesa berbeda-beda tentang itu. Mengutip dari The Vintage News, beberapa peneliti berpendapat daratan tersebut sebenarnya adalah garis pantai Amerika Selatan yang tak muat digambarkan peta karena terbatasnya lembaran yang digunakan oleh Piri Reis.

Fragmen peta bagian Atlantik yang dibuat Piri Reis pada 1513. Bagian bawah ini memiliki dataran yang misteri, antara Antartika atau bagian lengkap dari Amerika Selatan belahan selatan.(Wkimedia)

Menurut mereka, peta yang menjorok di selatan dalam Peta Piri Reis adalah kawasan terdekat ke Afrika dari Brasil. Sedangkan bagian utara Peta Piri Reis adalah kepulauan Amerika Tengah yang masih dianggap daratan besar.

Sementara itu, beberapa ahli lain yang juga meneliti peta ini yakin bahwa daratan tersebut adalah Terra Australis, sebuah benua hipotetis yang diyakini pernah ada di belahan bumi selatan.

Beberapa ahli lainnya lagi mengemukakan teori bahwa daratan tersebut adalah Antartika saat ini, yang ‘secara resmi’ baru ditemukan oleh pelaut Eropa pada tahun 1773—sebagian lain menyebut 1818. Teori Antartika didukung oleh kesamaan garis pantai antara yang ada pada Peta Piri Reis dengan garis pantai riil Antartika saat ini.

Sedangkan beberapa ahli lainnya lagi berpendapat, bisa jadi daratan yang kini tak ada di peta modern tersebut adalah Atlantis, peradaban kuno yang hilang—yang dikisahkan oleh filsuf Yunani Kuno. Plato.◼︎

Baca Juga :   Nanas Madu Ada karena “Naturalisasi” yang Tak Disengaja

Artikel Terkait

Leave a Comment