samudrafakta.com

Kriteria Penerima Rumah Syukur Ditentukan secara Detail agar Program Tepat Sasaran

SF: Dalam beberapa kasus khusus, ada juga penerima program Rumah Syukur yang mendapatkan dukungan pemberdayaan ekonomi. Nah, kriteria khusus apa yang digunakan untuk menentukan penerima program RSLH yang juga dapat bantuan pemberdayaan ekonomi—khususnya berupa kios?

AR: Jadi begini. Kalau memang ada lahan untuk dibuatkan toko atau kandang ternak, misalnya, kalau memang kesehariannya bisa ternak atau bisa berjualan, ya akan kami usahakan. Minimal ada tempatnya dulu.

Kalau tempatnya ada, ya bisa dibukakan toko. Tetapi, kalau memang kondisi lahannya pas-pasan, kami kesulitan juga. Misalnya, mau dibuatkan kandang untuk ternak ayam atau kambing, kalau tidak ada tempatnya, kan susah. Jadi, minimal kami bantu dulu secara papan atau rumahnya.

Secara manusiawi, kalau rumahnya sudah mapan, sudah jadi secara fisik, insya Allah penghuninya sudah tidak memikirkan lagi kondisi tempat tinggal. Pikirannya sudah lebih enteng. Ketika penghuni rumah sudah merasa nyaman, biasanya bakal tumbuh semangat untuk bekerja guna menunjang kehidupan sehari-harinya—sampai mereka benar-benar mentas dari kemiskinan.

Baca Juga :   THGB Menumbuhkan Cinta Tanah Air [1]: Wajib Kumandangkan Indonesia Raya 3 Stanza sebelum Memulai Pelajaran

Kami tidak hanya membangunkan toko, tetapi juga pernah membangunkan kandang ayam dan kambing. Ketika membangunkan kandang, kami juga menyertakan isinya.

Jika pun penerima bantuan Rumah Syukur tidak memiliki lahan yang cukup untuk dibangunkan toko atau kandang, kami tetap memikirkan masa depan mereka dengan menanyakan keahlian apa yang si penerima rumah bisa.

Contohnya, jika si penerima ahli bikin pentol, akan kami buatkan gerobak pentol yang bisa menunjang keseharian si penerima. Pernah juga ada yang kami carikan lapangan kerja sesuai keahlian penerima bantuan.

Desain tampak depan Rumah Syukur terbaru, dengan tiga lambang: Lambang Opshid, lambang Front Ketuhanan Yang Maha Esa, dan lambang Matahari Kerajaan Majapahit. (Dok. OPSHID FKYME)

_____

Faktanya, program Rumah Syukur ini, secara objektif, bisa dikatakan akurat. Tepat sasaran. Diterima orang-orang yang memang pantas menerimanya.

Program ini juga pernah mendapatkan apresiasi dari negara. Pada 12 September 2022 lalu, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Menko PMK RI) Muhadjir Effendy berkunjung ke Pondok Pesantren Majma’al Bahrain Hubbul Wathon Minal Iman Shiddiqiyyah di Desa Losari, Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Muhadjir ditemui langsung oleh pengasuh Ponpes KH. Moch. Muchtar Mu’thi.

Baca Juga :   Anti-Radikalisme Sejak Dalam Pikiran
Menko PMK RI Muhadjir Efendy ketika berkunjung ke Ponpes Majma’al Bahrain Hubbul Wathon Minal Iman Shiddiqiyyah di Ploso, Jombang, ditemui oleh Pengasuh Ponpes KH. Moch. Muchtar Mu’thi, 12 September 2022. (Dok. Opshid Media)

Ketika itu Muhadjir terang-terangan mengapresiasi metode pendidikan Ponpes Shiddiqiyyah yang sangat nasionalis dan cinta tanah air. Dia juga menyatakan salut terhadap program Rumah Syukur yang tak pernah putus dikerjakan oleh seluruh elemen Tarekat Shiddiqiyyah, termasuk OPSHID FKYME. Muhadjir bahkan sempat menyampaikan wacana untuk menyinkronkan program rumah layak huni Shiddiqiyyah dengan program Pemerintah RI.

Program baik tentunya bakal mendapatkan apresiasi. Hukum sosialnya seperti itu.

(Opshid Media | Toni)

Artikel Terkait

Leave a Comment