samudrafakta.com

Di Depan Presiden Jokowi, Rais ‘Aam PBNU Bilang NU Selalu Tumbuh dan Taat Kepada Pemimpin

JAKARTA — Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Miftachul Akhyar bicara soal kewajiban menghormati pemimpin, ketika berbicara di hadapan ribuan jamaah Muslimat dalam Harlah ke-78 Muslimat NU di Gelora Bung Karno, Sabtu (20/1/2024). Pernyataan tersebut disampaikan langsung di depan Presiden Jokowi, yang juga hadir dalam acara.

“Nahdlatul Ulama menunjukkan sikap yang selalu tumbuh dan taat pada pimpinan,” kata Miftachul Akhyar dalam sambutannya.

Pemimpin Tertinggi di PBNU itu kemudian menyinggung soal pentingnya taat dan memuliakan pemimpin negara. Jangan sampai malah menghina. “Barang siapa yang memuliakan para pemimpin dalam segala lapisan maka Allah akan memuliakan. Barang siapa yang menghinakan presiden dan wakil presiden, mereka meremehkan semuanya pimpinan organisasi, Allah akan membalasnya,” kata dia.

Mantan ketua MUI (2020- Maret 2022) itu menambahkan, bila seorang pemimpin sudah dipilih berdasarkan kesepakatan, maka harus ditaati. “Manakala kalian menerima hal yang tidak mengenakkan mungkin merasa di nomor dua-kan. Jangan melawan, jangan demo. Sabar kata Rasulullah Saw,” ujarnya.

Baca Juga :   PKB Terima Tawaran NasDem, KKIR Resmi Bubar, Demokrat Cabut dari KPP

“Tapi alhamdulillah di Indonesia ini kita tahu sendirilah mana yang layak untuk dihormati nomor 1 nomor 2 atau kelas 1 kelas 2 sudah terbukti mudah-mudahan Allah terus memberikan kesehatan kepada kita semua,” imbuhnya.

Miftachul Akhyar juga mengingatkan mereka yang hobi memviralkan sesuatu tanpa melakukan tabayun. Ia menyebut hal itu merupakan penyakit yang disebarkan kelompok beraliran keras. “Mereka akan mendapatkan siksa sanksi di dunia dan akhirat,” ujar dia.

Ia meyakini jemaah NU tidak melakukan hal tersebut. “Nahdlatul ulama ini akan menyimpan rahasia saudaranya dia tidak mudah menyebarkan apalagi tidak valid tidak disertai tabayun dan klarifikasi langsung disebarkan ini bukan paham-paham kita sepertinya ini sudah ketularan penyakit-penyakit kelompok-kelompok yang beraliran keras,” paparnya, dikutip dari kumparan.com pada (20/1/2024).

Artikel Terkait

Leave a Comment