samudrafakta.com

Jaringan Gusdurian di Antara Manuver Yenny, Prabowo, dan Prinsip Non-Politik

Yenny juga mengatakan jika dia menjadi saksi ketika Gus Dur dikudeta Cak Imin. “Gus Dur sampai mengeluarkan surat. Jadi, saya rasa bukti-bukti formal ya menunjukkan bahwa memang telah terjadi pengkudetaan terhadap Gus Dur. Cak Imin boleh saja mengklaim, tapi sampai menjelang beliau (Gus Dur) wafat, Bapak memang masih berwasiat, ‘Cak Imin harus diganti’,” kata Yenny.

“Kami, para anak buah Gus Dur, pengikut Gus Dur, ya pilihan politiknya tinggal dua. Dan sedang kami olah. Kami melakukan proses komunikasi dengan kedua kelompok tersebut; kelompoknya Pak Prabowo dan Pak Ganjar,” ujar Direktur The Wahid Institute itu.

Pengamat politik Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komarudin, menilai, pernyataan Yenny—termasuk pernyataannya tentang Cak Imin—memiliki kekuatan secara politis. Pasalnya, menurut Ujang, Yenny memiliki dukungan kuat di akar rumput, terutama dari kalangan NU dan Gusdurian.

“Kekuatan Yenny Wahid itu punya basis massa di grasroot, baik itu kalangan NU, maupun pengikut dan simpatisan pemikiran Gus Dur. Saat ini Mbak Yenny Wahid dan ibundanya, Ibu Sinta, dianggap sebagai representasi hal itu,” kata Ujang Komarudin, dikutip Kamis, 7 September 2023.

Baca Juga :   Yahya Staquf Tak Pernah Keluar dari PKB, PBNU Siapkan Panduan Memilih Pemimpin

Soal peluang Cak Imin, menurut pengamat Politik Universitas Airlangga Pribadi Kusman, pemilihan ‘trah’ keluarga Pondok Pesantren Denanyar, Jombang, itu sebagai pendamping Anies  memiliki banyak persoalan. Salah satunya, menurut Pribadi, lantaran Cak Imin belum tentu bisa membangun kekuatan elektoral dari NU kultural dan Gusdurian—sementara massa inilah yang mendominasi di Jawa Timur. Menurut Pribadi, elektabilitas Cak Imin di Jawa Timur masih rendah.

“Ada satu hal yang menjadi tugas dan PR (pekerjaan rumah) dari Cak Imin sebetulnya, yaitu bagaimana merangkul suara dari Gusdurian kultural. (Potensi suara Gusdurian kultural) ini cukup besar. Selama Cak Imin tidak bisa melakukan rekonsiliasi dan membangun komunikasi dengan keluarga Gus Dur, maka sebagai figur, dia tidak akan mendapatkan elektoral yang kuat di Jawa Timur yang masih NU. Nah, ini menjadi PR tersendiri dalam jangka waktu yang tidak panjang seperti sekarang,” katanya.

Artikel Terkait

Leave a Comment