samudrafakta.com

Jaringan Gusdurian di Antara Manuver Yenny, Prabowo, dan Prinsip Non-Politik

Soal sosok Yenny—yang banyak bergerak di ruang politik—banyak pengamat politik menilai jika kehadirannya bisa menjadi kunci untuk mengakses ceruk pemilih yang menjanjikan pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Salah satunya, misal, ceruk suara Gusdurian. Sejak beberapa Pilpres belakangan, Yenny selalu berhasil merepresentasikan wajah jaringan tersebut.

Akhol Firdaus, dalam tulisannya, Menjahit Kain Perca: Gusdurian dan Konsolidasi Gerakan Pluralisme di Indonesia, menyebutkan bahwa gagasan-gagasan ala Gus Dur—seperti toleransi, kemanusiaan, dan pluralisme—kerap menjadi motivasi gerakan Gusdurian. Maka dari itu, setidaknya, dengan menggandeng Yenny dan Gusdurian, menurut Akhol, pasangan calon kemungkinan bisa mendapatkan ceruk suara kelompok NU kultural.

Sikap politik Yenny secara pribadi sudah cukup jelas pada Pemilu kali ini. Dia tegas menyatakan menutup pintu dukungannya untuk pasangan Bacapres–Bacawapres Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.

Keputusan tersebut—sebagaimana sudah menjadi rahasia umum—tak lepas dari hubungan kurang harmonis antara Yenny dan Cak Imin. Sebelum Cak Imin digandeng Anies pun, Yenny menegaskan tidak akan pernah memberikan dukungannya kepada Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut.

Baca Juga :   Sekjen Sebut PBNU Bergerak Memenangkan Prabowo-Gibran dan 'Salahkan' Gus Nadir

“Ketika Cak Imin masih berkoalisi dengan Pak Prabowo, saya sudah menyatakan secara terbuka posisi kami. Akan sulit sekali bagi kami mendukung Capres yang bersanding dengan orang yang pernah mengkudeta Gus Dur,” kata Yenny Wahid, dikutip Jumat, 8 September 2023.

Maka dari itu, menurut Yenny, pilihannya saat ini adalah memberikan dukungan antara Capres PDIP Ganjar Pranowo atauCapres Koalisi Indonesia Maju Prabowo Subianto. Kata Yenny, saat ini dia terus melakukan komunikasi intens dengan kedua capres tersebut.

Sebagaimana diketahui, menjelang Pilpres 2024, perbedaan pendapat antara keluarga Gus Dur—terutama Yenny Wahid—dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar mengemuka lagi. Friksi kembali muncul setelah Cak Imin mengakubahwa dirinyalah yang dikudeta dari PKB, bukannya mengkudeta Gus Dur. Pengakuan itu dilontarkannya dalam program Mata Najwa bertajuk Blak-Blakan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, yang diunggah pada 4 September 2023.

Pada kesempatan tersebut, Cak Imin menyatakan bahwa dialah yang dikudeta oleh Yenny dan Ali Masykur dari kepengurusan PKB. “Tuduhan saya berkhianat itu sama sekali tidak beralasan. Bahkan ada yang bilang saya kudeta,”ucap Muhaimin.

Baca Juga :   Gibran Tak Datangi Undangan Debat Itu Wajar Kok, Karena … 

“Yang benar adalah,” lanjut Cak Imin, “bahwa justru saya dikudeta. Dikudeta orang-orang, yang kemudian Gus Dur memberhentikan saya. Bahkan saya dengan ikhlas berhenti dari ketua umum,” kata Muhaimin di hadapan Najwa Shihab.

Yenny merespons pernyataan Cak Imin itu dengan bantahan. Kata Yenny, dia tidak pernah mengkudeta Cak Imin. Pasalnya, menurut Yenny,  kala itu dia bukan siapa-siapa. Dia sekadar ‘prajurit’ Gus Dur.

Artikel Terkait

Leave a Comment