samudrafakta.com

Gunung-Gunung Mengapung

Rentetan gempa bumi yang kerap terjadi akhir-akhir ini—termasuk di Indonesia—mungkin adalah cara Allah Swt. memverifikasi kebenaran ayat-Nya: “Engkau akan melihat gunung-gunung yang engkau kira tetap di tempatnya, padahal ia berjalan seperti jalannya awan.” (QS. Al-Naml: 88).

Dalam bahasa sains, gerakan gunung-gunung ini disebabkan oleh gerakan kerak bumi—tempat di mana gunung-gunung itu berada.

Seorang ilmuwan Jerman bernama Alfred Wegener, melalui tulisannya yang terbit pada tahun 1915, mengemukakan bahwa awalnya permukaan bumi menyatu dalam sebuah daratan atau benua besar yang disebut Pangaea. Daratan ini ada di kutub selatan.

Namun, sekitar 180 juta tahun lalu, Pangaea terbelah menjadi dua: satu benua raksasa disebut Gondwana—meliputi Afrika, Australia, Antartika, dan India—dan satunya lagi disebut Laurasia, terdiri atas Eropa, Amerika Utara, dan Asia kecuali India. Masing-masing bergerak ke arah yang berbeda. Selama 150 tahun setelah pemisahan, Gondwana dan Laurasia terbagi lagi menjadi daratan-daratan yang lebih kecil.

Pergerakan itu didorong oleh kerak dan bagian terluar magma, dengan ketebalan sekitar 100 kilometer, yang terbagi atas enam lempengan utama dan beberapa lempengan kecil. Lempeng-lempeng yang disebut lempeng tektonik ini bergerak membawa benua—di mana ada gunung di atasnya—dan dasar lautan bersamanya. Benua-benua bergerak terus-menerus antara 1 – 5 centimeter per tahun.

Baca Juga :   Pasca-Gempa Bawean: Lamongan, Gresik, dan Surabaya Berstatus Darurat Gempa

Pergerakan ini menyebabkan perubahan geografi bumi secara perlahan dan juga perubahan luas antara daratan dan lautan. Setiap tahun, misalnya, Samudra Atlantik jadi sedikit lebih lebar. (Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe; General Science, Allyn and Bacon Inc. Newton, Massachusetts, 1985).

Dalam Al-Quran, Allah menyebut gerakan gunung itu seperti mengapungnya perjalanan awan. Sementara ilmuwan modern menggunakan istilah “continental drift” atau “gerakan mengapung dari benua”. Beberapa pergerakan lempeng saling bertubrukan, kemudian menimbulkan dampak yang kita kenal sebagai gempa.

(Demikianlah) penciptaan Allah menjadikan segala sesuatu dengan sempurna. Sesungguhnya Dia Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Naml: 88).

Wallahu’alam.*

Artikel Terkait

Leave a Comment