samudrafakta.com

Fakta Seputar Penyakit Epilepsi yang Diidap Lisa Rumbewas Sebelum Meninggal Dunia

SURABAYA —  Lisa Rumbewas atlet angkat besi nasional Indonesia meninggal dunia pada Minggu (14/1/2024) di Jayapura, Papua, dalam usia 43 tahun. Lisa diketahui memiliki riwayat penyakit epilepsi dan infeksi paru. Sebelum meninggal dunia, kondisi Lisa sempat drop pada 6 Januari 2024.

Pemegang tiga medali olimpiade tersebut pingsan dan langsung dibawa ke RS Provita. Ia mendapatkan perawatan selama tiga hari. Kemudian, kondisi kian memburuk pihak keluarga memutuskan untuk memindahkan Lisa ke RSUD Jayapura hingga akhirnya dia meninggal dunia.

Kondisi Lisa menunjukkan reaksi yang tidak baik, dia sempat mengalami kejang. Padahal dokter sudah memberikan berbagai macam obat-obatan demi meminimalisir gejala epilepsi yang dideritanya.

Dokter juga mengatakan bahwa bukan hanya epilepsi, Lisa juga mengalami infeksi paru dan kadar albuminnya sempat menurun.

Epilepsi adalah gangguan neurologis yang ditandai oleh kejang berulang yang disebabkan oleh aktivitas listrik abnormal di otak. Kejang dapat melibatkan berbagai gejala, mulai dari kejang ringan hingga kejang yang parah.

Seseorang yang menderita epilepsi disebabkan beberapa hal. Misalnya, cedera pada otak yang terjadi sebelum atau selama kelahiran dapat meningkatkan risiko epilepsi. Cedera kepala yang parah, seperti cedera pada tengkorak, dapat menyebabkan kerusakan otak dan meningkatkan risiko epilepsi.

Beberapa kasus epilepsi memiliki dasar genetik. Jika ada riwayat keluarga dengan epilepsi, risiko seseorang untuk mengembangkan kondisi ini bisa lebih tinggi. Gangguan perkembangan otak yang dapat terjadi sejak lahir, seperti displasia kortikal atau malformasi lainnya, dapat meningkatkan risiko epilepsi.

Infeksi seperti ensefalitis atau meningitis dapat merusak otak dan menyebabkan epilepsi. Beberapa kondisi medis, seperti gangguan metabolisme atau ketidakseimbangan kimia dalam tubuh, dapat menjadi penyebab epilepsi. Paparan terhadap racun atau bahan kimia tertentu juga dapat meningkatkan risiko epilepsi.

Epilepsi dapat didiagnosis berdasarkan riwayat medis, pemeriksaan fisik, dan hasil tes seperti elektroensefalogram (EEG) yang merekam aktivitas listrik otak. Pengobatan umumnya melibatkan penggunaan obat anti-epilepsi untuk mengendalikan kejang. Seperti stimulasi saraf maupun bedah tergantung kondisi epilepsinya.

Lisa Rumbewas saat masih aktif sebagai atlet angkat besi.___FOTO:tangkapan layar

Leave a Comment