samudrafakta.com

Buya Syakur Yasin, Pengasuh Ponpes Cadangpinggan, Wafat

INDRAMAYU—Innalillahi wainnailihi Rojiun. KH. Abdul Syakur Yasin, ulama yang dikenal nama Buya Syakur, wafat pada usia 76 tahun di Rumah Sakit (RS) Mitra Plumbon, Cirebon pada Rabu, 17 Januari 2024, sekitar pukul 03.00.

“Buya mengalami komplikasi ginjal, jantung, dan paru-paru. Sudah dirawat di RS Plumbon sejak 4 Januari 2024,” ujar salah satu staf Wamimma TV, sebuah kanal Youtube yang menayangkan acara-acara Buya Syakur, kepada Samudra Fakta, Rabu (17/1/2024).

Prof. Dr. KH. Abdul Syakur Yasin, MA lahir pada 2 Februari 1948. Dia merupakan pendiri sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Cadangpinggan Indramayu, Jawa Barat.

Masa kecil Buya Syakur banyak dihabiskan di pondok pesantren Babakan Cawaringin, Cirebon, Jawa Barat. Karena pengalamannya belajar di pesantren inilah Syakur mahir berbahasa Arab. Kemahiran inilah yang kemudian mendukung Syakur dalam menerjemahkan kitab-kitab bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia.

Setelah menyelesaikan pendidikan di Babakan, pada tahun 1971, Buya Syakur melanjutkan pendidikan di Kairo, Mesir. Ketika menjadi mahasiswa di Kairo, Syakur pernah diangkat sebagai Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Kairo. Dia menyelesaikan pendidikannya di Kairo dengan skripsi berjudul “Kritik Sastra Objektif Terhadap Karya Novel-Novel Yusuf As-Siba’i (Novelis Mesir)“.

Baca Juga :   Refleksi Buya Syakur Yasin: Puasa untuk Orang Mukmin, Bukan 'Sekadar' Islam

Pada tahun 1977, Syakur menyelesaikan pendidikan Ilmu Al-Quran di Libya. Selanjutnya, pada tahun 1979 dia menyelesaikan pendidikan sastra Arab. Dan pada tahun 1981, ia menyeselesaikan pendidikan magisternya di dalam bidang sastra linguistik di Tunisia. Setelah itu, ia sempat diangkat sebagai staf ahli di Kedutaan Besar Tunisia.

Di tingkat doktoral, Syakur mengambil kuliah di London, Inggris, dengan konsentrasi pada dialog teater. Dia lulus pada tahun 1985. Dengan demikian, ia menghabiskan waktu 20 tahun untuk belajar di Afrika dan Eropa.

Pada tahun 1991, Syakur kembali ke Indonesia bersama Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Quraish Shihab, Nurcholis Majid, dan Alwi Shihab. Sejak saat itu, ia fokus untuk berdakwah di kampung halamannya, di Indramayu. Ia kemudian mendirikan Yayasan Pondok Pesantren Cadangpinggan pada tahun 2000, lalu disusul pondok pesantrennya pada tahun 2006. 

Selain membaktikan diri lewat pondok pesantren, Buya Syakur juga sering mengisi kajian-kajian masyarakat, di mana kajian-kajian tersebut diunggah melalui akun media sosial Wamimma TV.

Baca Juga :   Yuk Kenali Gagal Jantung, Kondisi yang Dialami Buya Syakur Sebelum Meninggal Dunia

Hingga akhirnya aktivitas dakwahnya terhenti setelah dia harus dirawat di RS. Plumbon, Cirebon, sejak 4 Januari 2024, dan wafat pada Rabu, 17 Januari 2024.


FOTO: Buya Syakur Yasin di Ponpes Cadangpinggan, Indramayu, Jawa Barat. (Dok. SF)

Artikel Terkait

Leave a Comment