samudrafakta.com

Bocah Palestina Berusia 12 Tahun Ditembak Mati Polisi Israel saat Bermain Kembang Api selepas Buka Puasa

Ibu Rami, Rawia (50), memegang foto putranya. "Pelurunya ada di jantungnya," katanya.(BBC News/John Gunter)
Awal Ramadhan di Jalur Gaza dipahat oleh kisah mengenaskan. Rami Hamdan Al-Halhouli, bocah 12 tahun, tewas ditembus peluru pasukan Israel ketika bermain kembang api selepas berbuka puasa.

Dikutip dari laporan BBC, di detik-detik terakhir hidupnya, Rami Hamdan menyalakan kembang api dan mengangkatnya di atas kepalanya. Tetiba ada tiga suaran letusan kencang. Letusan pertama adalah peluru petugas polisi Israel; letusan kedua berasal kembang api yang lepas dari tangan Rami, dan yang ketiga adalah suara kembang api yang meledak di atas tubuh Rami dalam pancaran cahaya merah dan emas.

Tangkapan layar dari sebuah rekaman video ketika Rami Hamdan Al-Halhouli (12) memegang kembang api, beberapa saat sebelum ditembak oleh polisi Israel. (BBC News/John Gunter)

Rami al-Halhouli lahir dan besar di Shuafat, sebuah kamp pengungsi di Yerusalem Timur yang diduduki Israel. Kamp itu menampung sekitar 16.000 orang.

Pada Selasa (12/3/2024) malam, Rami sedang bermain dengan saudara laki-laki dan teman-temannya di depan rumah keluarganya. Teman-temannya mendesak Rami untuk menyalakan kembang api.

Rami lantas menyalakan dan mengarahkan kembang api menjauh darinya. Dia mengangkatnya ke arah ke langit. Saat itulah dia dituduh polisi Israel sengaja mengarahkan kembang api itu ke beberapa personel yang berada di perbatasan.

Baca Juga :   Seluruh Dunia Mendukung Palestina, Artis Tanah Air dan Internasional Kompak Gemakan "All Eyes on Rafah" di Media Sosial

Dalam rekaman video kejadian tersebut, tampak Rami sudah dihantam peluru polisi perbatasn Israel sebelum kembang apinya menyala. Posisi polisi itu agak jauh darinya.

Pihak Israel mengeklaim bahwa polisi mereka melepaskan satu tembakan ke arah Rami karena bocah itu adalah “pelaku yang membahayakan pasukan karena menembakkan kembang api”.

Kepolisian Israel tidak langsung menyerahkan jenazah Rami kepada keluarganya. Dilansir dari BBC, mereka juga tidak menjawab pertanyaan spesifik mengenai penembakan tersebut.

Pada Rabu (13/3/2024), sehari setelah kejadian, keluarga Ramli menerangkan kepada BBC bahwa peluru tersebut mengenai jantung Rami.

“Tidak ada harapan,” kata kakak laki-laki Rami, Mahmoud (19). Dia langsung bergegas ke arah Rami ketika adiknya itu ditembak.

“Dia sudah meninggal saat itu,” katanya.

Kakak laki-laki Rami, Mahmoud (19), di lokasi di mana adiknya, Rami, tewas ditembak pasukan Israel pada 12 Maret lalu. (BBC News/John Gunter)

Rawia (50), ibu Rami, sedang berada di dalam rumah ketika dia mendengar suara tembakan. Dan ketika mendengar seseorang meneriakkan namanya, Rawia langsung berlari keluar rumah.

“Saya tidak berpikir terlalu buruk pada awalnya, karena tidak ada bentrokan dengan polisi atau demonstrasi apa pun di sekitar rumah. Tidak ada suara tembakan atau granat,” katanya, dikutip dari BBC, Rabu (13/3).

Baca Juga :   10 Negara Ini Menolak Gencatan Senjata Israel-Hamas

“Kemudian saya melihat tubuh Rami tergeletak di tanah, dan saya pikir dia terjatuh dari permainan yang dimainkan anak-anak,” jelas Rawia.

“Saat mereka membalikkan tubuhnya,” Rawia melanjutkan, “saya melihat lubang di dadanya. Pelurunya ada di jantungnya. Lalu saya berteriak.”

Artikel Terkait

Leave a Comment