samudrafakta.com

Sepatu Bata, Produk Cekoslovakia yang Kerap Dikira Asli Indonesia

(Eingeschränkte Rechte für bestimmte redaktionelle Kunden in Deutschland. Limited rights for specific editorial clients in Germany.) Bata, Thomas *03.04.1876-12.06.1932+tschechischer Schuhindustrielleram Schreibtisch- um 1930 (Photo by ullstein bild/ullstein bild via Getty Images)
Ketika orang Indonesia mendengar kata “bata”, umumnya persepsi mereka akan tertuju kepada dua hal: batu bata dan merek sepatu. Sepatu Bata memang cukup legendaris di Indonesia. Banyak yang mengira dia adalah produk lokal. Apalagi kata “bata”, yang jadi nama merek, sudah terdaftar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Namun, rupanya sepatu yang sangat familiar bagi konsumen sepatu Indonesia itu bukan produk asli sini. Dia lahir di Cekoslovakia—yang kini pecah menjadi Republik Ceko dan Slovakia.

Saat musim libur sekolah tiba, banyak anak ingin membeli sepatu baru. Salah satu merek yang dituju adalah Bata. Harga murah, kualitas baik, dan mudah didapat menjadi alasan orang membelinya. Selain itu, Bata juga sudah teruji oleh waktu, karena sudah eksis di Indonesia sejak 1931.

Orang Indonesia sangat familiar dengan merek sepatu ini. Apalagi, kata “bata” terdaftar sebagai kosa kata dalam KBBI, yang berarti “benda yang berbentuk persegi panjang seperti kotak atau peti kecil”. Contohnya adalah “batu bata”, “bata garam”, dan “batako”. Atas dasar inilah orang-orang mengira Bata adalah produk dalam negeri. Apalagi pabrik sepatu itu berada di Kalibata—yang juga mengandung kata “bata”—Jakarta Selatan.

Baca Juga :   Nama Kusno Diganti Sukarno di Kediri: Sebuah Fakta Sejarah

Namun, persepsi bahwa sepatu Bata punya Indonesia ternyata keliru. Sepatu Bata bukanlah produk dalam negeri, melainkan produk Eropa, tepatnya Cekoslovakia. Kata “bata” justru diambil dari pendiri sekaligus pembuatnya, yakni Tomas Bat’a—dibaca Batya—seorang seorang pengusaha asal Cekoslovakia.

Bermodalkan pinjaman dari ibunya sebesar USD350, Bat’a dan saudara-saudaranya mendirikan pabrik sepatu Bata di Zlin, Cekoslovakia, pada 24 Agustus 1894. Sejak itulah dia kerap berkelana mencari inspirasi pembuatan sepatu. Dia pun belajar mencari mesin pembuat sepatu.

Dia juga pernah mengunjungi New England, Amerika Serikat, untuk belajar membuat sepatu dengan mendaftarkan diri menjadi buruh sepatu pabrik. Barulah ketika merasa sudah cukup ilmu, dia kembali ke Cekoslovakia untuk mempraktikan seluruhnya.

Artikel Terkait

Leave a Comment